Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
film Dead Poets Society (dok. TouchStone Pictures/Dead Poets Society)

Intinya sih...

  • The Breakfast Club (1985) mengisahkan lima siswa SMA dari latar belakang sosial yang berbeda menjalani hukuman detensi pada hari Sabtu, menyentuh tentang pencarian jati diri dan hubungan antar manusia secara mendalam.

  • Dazed and Confused (1993) membawa penonton ke suasana akhir tahun ajaran 1976 di Texas, potret otentik dari kebebasan masa muda, penuh dengan musik rock klasik, pesta, dan kenakalan remaja.

  • Ferris Bueller’s Day Off (1986) mengangkat semangat carpe diem alias "nikmati hidup selagi bisa", mengingatkan kita bahwa hidup remaja tak harus selalu serius dan penuh beban.

Masa sekolah seringkali disebut sebagai masa paling penuh warna dalam hidup. Tak heran jika Hollywood berulang kali mengangkat cerita remaja SMA ke layar lebar. Film-film ini bukan cuma tentang kenakalan remaja atau soal cinta monyet, tapi juga tentang bagaimana seseorang membentuk identitasnya di tengah tekanan sosial, keluarga, dan harapan masa depan.

Beberapa film bahkan berhasil menangkap esensi kehidupan sekolah dengan sangat kuat hingga menjadi karya klasik yang terus dikenang lintas generasi. Bukan karena efek spesial atau adegan aksi besar, tapi karena kejujuran dan kedalaman ceritanya. Berikut adalah lima film klasik tentang masa sekolah yang tak pernah membosankan untuk ditonton.

1. The Breakfast Club (1985)

film The Breakfast Club (dok. Universal Pictures/The Breakfast Club)

Film legendaris karya John Hughes ini mengisahkan lima siswa dari latar belakang sosial yang berbeda yang harus menjalani hukuman detensi di sekolah pada hari Sabtu. Mereka terdiri dari si kutu buku, atlet, anak populer, pemberontak, dan si aneh yang merupakan stereotip khas dunia SMA. Awalnya, mereka saling menghakimi dan menjaga jarak.

Namun seiring berjalannya waktu, percakapan demi percakapan membuka sisi lain dari masing-masing karakter. Mereka mulai menyadari bahwa di balik label sosial, semua punya luka, tekanan dari keluarga, dan ketakutan yang sama. Film ini menyentuh tentang pencarian jati diri dan hubungan antar manusia secara mendalam dengan setting yang sederhana tapi sangat kuat.

2. Dazed and Confused (1993)

film Dazed and Confused (dok. Universal Pictures/Dazed and Confused)

Disutradarai oleh Richard Linklater, film ini membawa penonton ke suasana akhir tahun ajaran di tahun 1976 di sebuah kota kecil di Texas. Tidak seperti film sekolah kebanyakan, Dazed and Confused tidak fokus pada satu tokoh utama, tapi menggambarkan satu hari penuh euforia dari berbagai sudut pandang siswa.

Film ini begitu hidup, penuh dengan musik rock klasik, pesta, dan kenakalan remaja, menjadikannya potret otentik dari kebebasan masa muda. Linklater tidak berusaha membuat plot besar, ia hanya ingin kita ikut menikmati rasa bebas, liar, dan penuh kenangan dari masa SMA yang sulit diulang kembali.

3. Ferris Bueller’s Day Off (1986)

cuplikan film Ferris Bueller’s Day Off (dok. Paramount Pictures/Ferris Bueller’s Day Off)

Ferris Bueller (Matthew Broderick) adalah siswa SMA yang jenius dalam satu hal yakni bolos sekolah dengan gaya. Dalam satu hari yang tak terlupakan, dia mengajak pacarnya dan sahabatnya berpetualang keliling kota Chicago, sementara kepala sekolah yang curiga mati-matian mencoba menangkapnya basah.

Film ini yang juga karya John Hughes mengangkat semangat carpe diem alias "nikmati hidup selagi bisa". Ferris bukan cuma kabur dari sekolah, tapi juga dari tekanan untuk selalu mengikuti aturan. Dengan gaya jenaka dan sering bicara langsung ke kamera, film ini mengingatkan kita bahwa hidup remaja tak harus selalu serius dan penuh beban.

4. Dead Poets Society (1989)

cuplikan film Dead Poets Society (dok. Warner Bros/Dead Poets Society)

Robin Williams memerankan Mr. Keating, seorang guru sastra yang menginspirasi sekelompok siswa di sekolah elit konservatif untuk berpikir bebas, mengikuti impian, dan menjalani hidup sepenuhnya. Ia mengajarkan mereka puisi bukan sekadar tugas, tapi sebagai alat untuk memahami kehidupan.

Film ini sangat emosional dan menyentuh, terutama saat para siswa mulai berani menghadapi tekanan dari orang tua dan sekolah. Dead Poets Society bukan hanya tentang pendidikan, tapi tentang bagaimana seorang guru bisa membuka cakrawala hidup seorang anak muda. Ini adalah film wajib bagi siapa pun yang pernah merasa terjebak dalam ekspektasi orang lain.

5. Clueless (1995)

cuplikan film Clueless (dok. Paramount Pictures/Clueless)

Berbeda dari empat film sebelumnya, Clueless menyajikan kisah SMA dengan nuansa komedi yang ringan namun tetap cerdas. Film ini mengikuti Cher, siswi populer di Beverly Hills yang suka menjodohkan orang dan berbelanja. Meski tampak dangkal, Cher ternyata punya hati yang besar dan perlahan belajar banyak tentang cinta dan kedewasaan.

Di balik fashion dan slang khas 90-an, Clueless adalah adaptasi modern dari novel klasik Emma karya Jane Austen. Film ini menunjukkan bagaimana masa sekolah tak hanya tentang akademik, tapi juga tentang belajar memahami orang lain dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri, meski dimulai dari niat yang tampaknya egois.

Lima film klasik tentang masa sekolah membuktikan pada era tersebut bukan hanya soal pelajaran di kelas, tapi juga pencarian jati diri, pertemanan, pemberontakan kecil, dan pengalaman emosional yang tak terlupakan. Di antara lima film klasik ini, mana yang paling bikin kamu nostalgia akan masa-masa sekolah?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team