Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sony Pictures bakal mengadaptasi film Labubu.jpg
Labubu bakal diadaptasi jadi film (dok. Unsplash.com/David Kristianto)

Fenomena Labubu yang meledak dalam setahun terakhir kini memasuki babak baru. Sony Pictures resmi mengakuisisi hak layar untuk karakter mainan asal Tiongkok tersebut dan tengah menyiapkan proyek film layar lebarnya. Meski masih berada pada tahap awal, keputusan ini menegaskan betapa besar potensi Labubu sebagai ikon budaya pop global.

Popularitas Labubu yang awalnya hanya berkembang di komunitas kolektor kini telah merambah publik luas, didorong oleh strategi blind box Pop Mart dan pasar sekunder bernilai fantastis. Dengan langkah Sony, banyak yang bertanya-tanya, apakah film Labubu akan hadir dalam bentuk animasi atau live-action?

1. Sony Pictures bakal mengadaptasi film Labubu

Labubu bakal diadaptasi jadi film (dok. Unsplash.com/Declan Sun)

Dikutip dari The Hollywood Reporter (14/11/2025), Sony Pictures telah resmi menutup kesepakatan adaptasi Labubu pada minggu lalu, menjadikan boneka monster imut–jelek karya Kasing Lung sebagai potensi IP film besar berikutnya.

Hingga kini belum ada konfirmasi mengenai format filmnya, apakah akan dibuat live-action atau animasi. Namun mengingat kekayaan visual dan basis penggemarnya yang kuat, banyak pengamat menilai film animasi adalah pilihan yang masuk akal.

Sony sendiri punya jejak yang kuat dalam proyek berbasis karakter unik, seperti Jumanji (2017) dan KPop Demon Hunters (2025). Dengan rekam jejak tersebut, kolaborasi dengan Labubu dinilai sebagai peluang besar untuk menciptakan waralaba baru yang bisa menjangkau audiens global.

2. Awal mula popularitas Labubu dalam budaya populer

Lisa BLACKPINK dengan boneka Labubu miliknya (dok. instagram.com/lalalalisa_m)

Labubu dirancang oleh Kasing Lung, seorang seniman kelahiran Hong Kong yang kini tinggal di Eropa. Pada awalnya, mainan ini diproduksi oleh How2Work sebagai bagian dari lini patung monster. Popularitasnya meledak setelah Pop Mart mengambil alih produksi pada 2019.

Ada dua alasan utama di balik ledakan popularitasnya. Pertama, blind box Pop Mart yang membuat pembeli penasaran dengan isi kotaknya dan menciptakan rasa ekslusif. Kedua, pasar sekunder di mana beberapa figur Labubu bisa mencapai harga fantastis dalam pelelangan art toy.

Meski sudah hadir sejak 2015, baru dalam beberapa bulan terakhir Labubu mencapai puncak ketenaran. Dukungan selebritas seperti Lisa BLACKPINK yang menyebut "Labubu adalah bayiku" dalam akun Instagram miliknya serta bintang NBA Dillon Brooks yang mengenakan baju Labubu dalam playoff makin mengangkat karakter mainan ini ke ranah global.

3. Mungkinkah Labubu mengikuti kesuksesan Lego dan Barbie?

Margot Robbie sebagai Barbie dan Ryan Gosling sebagai Ken (dok. Warner Bros. Pictures/Barbie)

Masih terlalu awal untuk menilai apakah Labubu akan menjadi fenomena jangka panjang seperti Hello Kitty atau berakhir sebagai tren sesaat seperti Beanie Babies. Namun, Hollywood kini tengah berada dalam tren baru, yakni mainan yang menginspirasi film bukan sebaliknya.

Kesuksesan The Lego Movie (2014) menjadi contoh klasik. Tanpa kisah baku, film tersebut meraih pujian kritis dan box office yang kuat. Sementara itu, Barbie (2023) kian menegaskan bahwa film adaptasi mainan bisa menjadi raksasa budaya dengan pendapatan lebih dari 1 miliar dolar AS dan delapan nominasi Oscar di tahun berikutnya.

Dengan basis penggemar global serta nilai budaya pop yang terus meningkat, Labubu punya semua bahan untuk mengikuti jejak tersebut. Kita tunggu saja bagaimana Sony mengeksekusinya.

Editorial Team