adegan dalam film El Conde. (dok. Netflix/El Conde)
Jika Don't Look Up memakai fiksi ilmiah untuk mengulas isu sosial dan politik, El Conde hadir dengan pendekatan yang gak kalah nyeleneh. Film garapan Pablo Larraín ini memadukan horor, komedi gelap, dan politik dalam satu paket unik. Dengan visual hitam-putih yang artistik, film ini menyuguhkan alegori tentang bagaimana kekuasaan otoriter tak pernah benar-benar mati.
El Conde berkisah tentang Augusto Pinochet (Jaime Vadell), diktator Cile yang digambarkan sebagai vampir berusia ratusan tahun. Setelah sekian lama bertahan hidup dengan meminum darah korbannya, ia mulai lelah dan ingin melepaskan keabadiannya. Namun, keputusannya itu justru memicu keluarganya yang serakah datang untuk berebut keuntungan dari “warisan” sang vampir.
Alih-alih jadi biopik literal, film ini menggunakan metafora vampir untuk menggambarkan sifat rakus, haus darah, dan abadi dari sebuah rezim diktator. Pinochet digambarkan bukan hanya sebagai monster, tapi juga simbol kekuasaan yang jahat dan selalu menemukan cara untuk bertahan. Dengan cara ini, El Conde terasa relevan bagi banyak negara yang masih dihantui oleh bayang-bayang otoritarianisme.
Menonton keempat film ini bukan cuma soal hiburan, tapi juga cara asyik buat ngasah kepekaan terhadap realitas sosial dan politik di sekitar kita. Siapa tahu, setelah layar Netflix ditutup, justru pikiranmu yang terbuka lebih lebar. Mau nonton yang mana dulu, nih?