Merasa kalau film-film romcom masa kini kurang mengena di hati? Biasanya kritiknya berkisar pada isu over-production, tetapi plotnya justru kurang dikembangkan. Ternyata ini erat kaitannya dengan pergeseran pola distribusi yang berpindah dari bioskopke platform streaming. Ini membuat rumah produksi jadi punya bujet lebih yang mereka alihkan untuk bikin set estetik, kostum menawan, dan riasan elegan.
Sayangnya, ini tidak dibarengi dengan pengembangan plot yang mumpuni. Hasilnya, romcom masa kini memanjakan mata, tetapi tak punya nyawa seperti romcom masa lalu. Penyertaan elemen-elemen kapitalis seperti profesi fancy dan konsumerisme juga salah satu masalahnya. Merasa setuju dengan kritik di atas? Coba hibur diri dengan nonton romcom klasik 1980-an, deh! Kebalikannya sinema romcom 2020-an, setnya biasa saja, tetapi ceritanya begitu kaya. Buktikan sendiri!
