Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan dalam film Society of the Snow (dok. Netflix/Society of the Snow)
adegan dalam film Society of the Snow (dok. Netflix/Society of the Snow)

Spanyol tak hanya terkenal karena serial Money Heist yang meledak di berbagai negara. Negara dengan julukan Negeri Matador ini juga melahirkan sejumlah film berkualitas dan berani mengeksplorasi tema-tema menantang. Salah satu bukti dari keunggulan film-film Spanyol adalah nominasi yang mereka raih di berbagai ajang penghargaan film bergengsi, seperti British Academy Film Awards (BAFTA).

Pada BAFTA tahun ini, Spanyol kembali menorehkan prestasi lewat Society of the Snow (2023) yang menyabet nominasi Best Film Not in the English Language. Film yang terinspirasi dari kisah nyata tentang tim rugbi Uruguay terdampar di Pegunungan Andes pada 1972 ini menjadi perbincangan, karena mendekati kejadian nyatanya dengan baik. Bahkan, sejumlah kritikus menyebut Society of the Snow jauh lebih solid dari Alive (1993), film besutan Disney yang mengangkat cerita serupa.

Namun, Society of the Snow bukanlah satu-satunya film Spanyol yang layak untuk ditonton. Ada banyak film Spanyol lainnya yang juga meraih nominasi atau bahkan penghargaan serupa di BAFTA pada tahun-tahun sebelumnya. Termasuk Society of the Snow, berikut enam rekomendasi film Spanyol peraih nominasi BAFTA yang bikin kamu terpesona dengan keindahan sinema Spanyol.

1. Carmen (1983)

adegan dalam film Carmen (dok. Televisión Española/Carmen)

Carmen adalah film Spanyol pertama yang berhasil masuk nominasi sekaligus memenangkan penghargaan BAFTA untuk kategori Best Film Not in the English Language. Diangkat dari novel dan pertunjukan opera klasik berjudul sama, film arahan Carlos Saura ini kental dengan nuansa tarian khas Spanyol, yakni flamenco. Carmen merupakan bagian kedua dari trilogi flamenco Saura pada tahun 1980-an, yang didahului oleh Bodas de sangre (1981) dan diikuti El amor brujo (1986).

Film ini bercerita tentang sekelompok penari flamenco yang sedang latihan menampilkan versi Spanyol dari cerita opera Carmen karya Georges Bizet. Sang koreografer, Antonio (Antonio Gades), jatuh cinta dengan Carmen (Laura del Sol), penari utama. Tanpa diduga, kisah cinta mereka berjalan mirip dengan cerita dalam opera tersebut.

2. All About My Mother (1999)

adegan dalam film All About My Mother (dok. El Deseo/All About My Mother)

Setelah dua kali gagal meraih BAFTA lewat Women on the Verge of a Nervous Breakdown (1988) dan Live Flesh (1997), sineas kenamaan asal Spanyol, Pedro Almodóvar, akhirnya membawa pulang penghargaan pada 1999 lewat All About My Mother. Dalam film ini, Almodóvar mengeksplorasi makna keibuan dengan cara yang menyentuh lewat sosok Manuela (Cecilia Roth). Manuela dikisahkan sebagai seorang perawat sekaligus seorang ibu tunggal bagi anak remajanya, yakni Esteban (Eloy Azorín).

Suatu hari, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawa Esteban. Di tengah duka tersebut, Manuela mengundurkan diri dari pekerjaannya dan pergi ke Barcelona untuk mencari ayah Esteban, Lola (Toni Cantó), yang ternyata adalah seorang transpuan. Di sana, Manuela tak hanya bertemu dengan Lola, tapi juga beberapa teman baru yang mengajarkannya arti kehidupan, seperti Rosa (Penélope Cruz), biarawati muda yang positif HIV, dan Nina Cruz (Candela Peña), aktris yang berjuang dengan kecanduan narkoba.

All About My Mother bukanlah satu-satunya karya Almodóvar yang sukses meraih Best Film Not in the English Language di BAFTA. Setelah film ini, sineas yang kerap mengangkat isu LGBT ini juga meraih penghargaan serupa lewat Talk to Her (2002) dan The Skin I Live In (2011). Tertarik menyaksikan semua filmnya?

3. Pan's Labyrinth (2006)

adegan dalam film Pan's Labyrinth (dok. Estudios Picasso/Pan's Labyrinth)

Pan's Labyrinth ditulis, disutradarai, dan diproduksi oleh Guillermo del Toro, sineas yang dikenal sebagai pembuat film-film fantasi yang unik, seperti Pacific Rim (2013), The Shape of Water (2017), dan Pinocchio (2022). Film ini bercerita tentang Ofelia (Ivana Baquero), gadis kecil gemar dongeng yang harus tinggal bersama ibunya yang hamil dan ayah tirinya yang kejam, Kapten Vidal (Sergi López). Dalam film ini, Kapten Vidal digambarkan sebagai seorang tentara fasis di Spanyol tahun 1944.

Konflik dalam Pan's Labyrinth dimulai saat Ofelia menemukan labirin yang dipenuhi makhluk ajaib, termasuk sesosok faun yang mengatakan bahwa Ofelia adalah seorang putri dari kerajaan bawah tanah. Faun itu memberinya tiga tugas yang harus diselesaikan sebelum bulan purnama, agar ia bisa kembali ke kerajaannya. Sementara itu, Ofelia juga berteman dengan Mercedes (Maribel Verdú), pelayan yang ternyata adalah mata-mata untuk kelompok pemberontak yang melawan rezim fasis.

4. Biutiful (2010)

adegan dalam film Biutiful (dok. Menage Atroz/Biutiful)

Film kerja sama antara Spanyol dan Meksiko ini menceritakan Uxbal (Javier Bardem), ayah tunggal yang terlibat dalam berbagai kejahatan di Barcelona, Spanyol. Ketika ia didiagnosis menderita kanker prostat terminal, Uxbal menyadari bahwa ia hanya memiliki beberapa bulan untuk hidup. Ia berusaha mencari pengampunan, cinta, dan kedamaian, sambil menghadapi berbagai tantangan dan tragedi yang menimpanya.

Film yang turut menyoroti kehidupan imigran dan pekerja pabrik ini berhasil meraih dua nominasi BAFTA 2011, termasuk Best Film Not in the English Language. Saat itu, Biutiful berkompetisi dengan empat film dari negara lain, yakni The Girl with the Dragon Tattoo, I Am Love, Of Gods and Men, dan The Secret in Their Eyes. Namun, film arahan Alejandro González Iñárritu ini harus kalah dari The Girl with the Dragon Tattoo yang lebih menyita perhatian juri lewat kisah tentang hacker-nya.

5. Wild Tales (2014)

adegan dalam film Wild Tales (dok. Kramer and Sigman Films/Wild Tales)

Apakah kamu pernah merasakan amarah, frustrasi, atau keinginan untuk membalas dendam? Bagaimana jika kamu diberi kesempatan untuk melampiaskan semua emosi negatif itu tanpa takut akan konsekuensinya? Itulah yang coba diangkat oleh Wild Tales (2014) karya Damián Szifron.

Wild Tales adalah film antologi komedi hitam yang terdiri dari enam segmen pendek bertema sama, yakni katarsis, kekerasan, dan balas dendam. Film ini dibintangi aktor-aktor ternama dari Spanyol dan Argentina, seperti Ricardo Darín, Oscar Martínez, Leonardo Sbaraglia, Érica Rivas, Rita Cortese, Julieta Zylberberg, dan Darío Grandinetti. Mereka berperan sebagai tokoh-tokoh yang mengalami berbagai situasi ekstrem yang memicu emosi mereka untuk bertindak di luar batas kewajaran.

Salah satu segmen yang pantang kamu lewatkan adalah Hasta que la muerte nos separe. Segmen ini bercerita tentang seorang pengantin baru yang mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan salah satu tamu di pesta pernikahan mereka. Ia pun marah besar dan mencoba untuk membalas dendam dengan cara-cara yang konyol dan tragis.

6. Society of the Snow (2023)

adegan dalam film Society of the Snow (dok. Netflix/Society of the Snow)

Tayang di Netflix sejak Kamis (4/1/2024), Society of the Snow mengangkat tragedi kemanusiaan tentang kecelakaan pesawat yang menimpa tim rugbi Uruguay di Pegunungan Andes pada 1972. Film ini diadaptasi dari buku berjudul sama karya Pablo Vierci, yang menceritakan kisah nyata dari 16 orang yang berhasil bertahan hidup. Di tengah situasi mencekam itu, mereka terpaksa mengambil langkah-langkah ekstrem, termasuk memakan daging dari mayat teman-teman mereka.

Film ini memiliki sudut pandang menarik, yakni dari Numa Turcatti (Enzo Vogrincic), korban terakhir yang tewas sebelum penyelamatan. Sudut pandang tersebut memberikan dampak besar terhadap film ini. Kasih sayang dan sikap optimis yang ditampilkan Vogrincic sebagai Numa mampu membuat penonton merasakan empati yang lebih dalam terhadap para korban.

Dalam BAFTA 2024, film arahan J.A. Bayona (The Impossible, Jurassic World: Fallen Kingdom) ini akan bersaing dengan sejumlah film berbahasa asing lain, seperti 20 Days in Mariupol, Anatomy of a Fall, Past Lives, dan The Zone of Interest. Apakah Society of the Snow mampu meluluhkan hati juri dan keluar sebagai juara? Mari kita tunggu pada 18 Februari 2024.

Keenam rekomendasi film Spanyol peraih nominasi BAFTA di atas wajib kamu tonton jika  suka film-film berkualitas dan bermakna. Film-film di atas tak cuma menawarkan beragam genre, cerita, dan nuansa, tapi juga mencerminkan keragaman dan kekayaan budaya Spanyol.

Selain judul-judul di atas, masih ada segudang film Spanyol peraih nominasi BAFTA yang juga sayang untuk kamu lewatkan. Beberapa di antaranya yakni Belle Époque (1994), Bad Education (2004), Julieta (2016), dan Parallel Mothers (2021). 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team