Berbicara soal film Studio Ghibli bertema perang, Grave of the Fireflies tak boleh dilewatkan begitu saja. Disutradarai oleh Isao Takahata, anime ini berlatar waktu Perang Dunia II, tepatnya di kota Kobe dan Nishinomiya, Prefektur Hyogo.
Adalah Seita dan Setsuko, kakak-beradik yang menjadi tokoh utama dari cerita ini. Kehidupan mereka mulanya sama seperti bocah pada umumnya: mereka bermain dan tertawa. Namun, serangan bom dari sekutu mengubah kehidupan keduanya 350 derajat.
Tanpa sepengetahuan mereka, serangan tersebut melukai sang Ibu. Luka yang dialaminya begitu parah hingga akhirnya sang Ibu pun menghembuskan napas. Karena tidak punya tempat tinggal, Seita dan Setsuko kemudian tinggal bersama bibi mereka di Nishinomiya.
Akan tetapi, kehidupan tak lantas membaik. Kakak-beradik tersebut seolah menjadi beban terutama bagi sang bibi sendiri. Situasi pun menjadi kurang mengenakkan. Akhirnya, Seita mengajak adiknya keluar dari rumah tersebut dan mencoba bertahan hidup di sebuah tempat persembunyian.
Dari Grave of the Fireflies, penonton diajak untuk menyaksikan langsung bagaiman perang membawa kesengsaraan terhadap rakyat tak bersalah. Seita dan Setsuko adalah bukti konkret di mana mereka tak memiliki sangkut-paut terhadap pertempuran yang ada, tapi berakhir menjadi korban.
Buat kamu yang tertarik menonton Grave of the Fireflies, jangan lupa siapkan tisu karena banyak yang menobatkannya sebagai film paling sedih yang pernah ada.
"Di malam 21 September 1945, aku mati." — Seita
Lewat kelima film Studio Ghibli di atas, kita bisa belajar bahwa perang hanya akan membawa dampak buruk bagi manusia. Tidak jarang, peperangan terjadi akibat ketamakan para penguasa yang pada akhirnya hanya merugikan dan merenggut nyawa warga tak bersalah. Mari berdoa agar dunia yang kita tempati selalu dalam keadaan damai.