5 Film Thailand Garapan Sutradara Nawapol Thamrongrattanarit

36 adalah film drama yang menceritakan kisah seorang fotografer location scout yang bertemu dengan seorang art director sebelumnya dan sekarang mengingat kembali kenangan saat fotonya rusak. Angka 36 dapat menandakan banyak hal, tetapi film ini membawanya ke tingkat yang sama sekali baru. 

Film ini meniru format dan fungsi kamera film. Ada 36 'pencahayaan' gulungan kamera dibagi dengan angka dan catatan, seperti cetakan dalam album. Di antara 36 bidikan menghasilkan 36 panjang yang berbeda-beda, adegan-adegan yang diberi judul dan dipisahkan dengan rapi, dan juga karakter-karakter berkeliaran masuk dan keluar dari bingkai yang tidak bergerak. Penggunaan fotografi dan film untuk menunjukkan ingatan adalah sinema puitis murni yang terasa seperti menonton memori dari jauh.

Film kedua Nawapol yang berhasil membuat namanya melejit. Film ini berhasil memenangkan penghargaan di Suphannahong National Film Awards. Nawapol menggunakan 410 tweet dari seorang gadis anonim sebagai referensi untuk menciptakan dunia fantasi remaja Asia kontemporer.

Mary adalah seorang senior di sekolah menengah. Dengan kelulusan beberapa bulan lagi, dia dihadapkan dengan perubahan mendadak dalam hidup, cinta, dan persahabatan. Sementara itu, kejadian-kejadian aneh mulai terjadi padanya yang tampaknya serba acak dan tanpa alasan. Dia berjuang untuk memahami hidupnya, karena merasa terancam akan lepas kendali. 

Heart Attack adalam film tentang seorang pria ­freelancer yang jatuh cinta dengan seorang dokter. Hidup pria ini semakin buruk setiap detiknya dan ia harus menemukan cara untuk bertahan hidup. Lalu konflik datang dan ia harus memilih antara berjuang untuk mencari karier atau menjaga kesehatannya untuk mengesankan dokternya.

Film ini terkesan menyuguhkan komedi romantis yang lucu, tetapi justru sebaliknya. Selain adegan romantis yang lucu, film ini juga mengomentari tentang depresi orang-orang perkotaan, eksploitasi kerja, dan sistem perawatan kesehatan masyarakat. 

Die Tomorrow adalah film dengan enam segmen pendek. Film ini bercerita tentang ketidakkekalan kehidupan. Inspirasi cerita ini adalah dari berita-berita kematian yang dilaporkan di surat kabar harian Thailand.

Film ini justru tidak menampilkan kematian, lebih tepatnya memperlihatkan saat-saat sebelum dan sesudah peristiwa itu terjadi. Film ini mengeksplorasi bagaimana kepergian seseorang dapat dengan kejam mengubah kehidupan orang-orang di sekitarnya. Kematian tidak bisa dihindari dan kita harus menghabiskan setiap detik hidup kita sepenuhnya karena itu bisa menjadi yang terakhir adalah pesan yang berusaha diberikan oleh Die Tomorrow.

Happy Old Year bercerita tentang seorang wanita yang sedang merapikan rumahnya yang akan direnovasi dan menyadari bahwa banyak benda yang melekat dengan kenangan yang belum terselesaikan dari semua yang pernah memenuhi dunianya. Happy Old Year adalah tentang bagaimana benda memiliki nilai. Benda-benda ini bisa berupa hadiah, kenangan, pengidentifikasi diri.

Film ini membahas daya tarik minimalis, tentang membersihkan hal-hal untuk menghapus masa lalu. Selain itu, film ini juga menggunakan ide untuk menemukan ambiguitas moral, bahwa orang muda mungkin menginginkan perubahan, sedangkan orangtua mungkin tidak. Film ini sangat cocok untuk yang ingin move on, tetapi rasanya sangat sulit untuk meninggalkan.