Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Little Odessa
Little Odessa (dok. Fine Line Features/Little Odessa)

Intinya sih...

  • China Girl (1987) mengangkat kisah cinta tragis antara dua remaja imigran China dan Italia di Lower East Side.

  • Old Enough (1984) menampilkan pertemanan antara dua remaja dari spektrum ekonomi yang berbeda di Lower East Side.

  • Little Odessa (1994) memotret keluarga imigran Yahudi asal negara eks-Soviet di Brighton Beach, New York.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam film, New York selalu ditampilkan sebagai sebuah tempat meriah, artsy, dan penuh optimisme yang membuncah. Romcom adalah genre yang sering mengadopsi New York sebagai latar. Lihat saja The Devil Wears Prada (2006), 13 Going 30 (2004), sampai Materialists (2025). Namun, kalau kamu perhatikan, film-film itu hanya memotret sebagian kecil dari New York yang identik dengan kelas menengah atas, seperti Upper East Side, Manhattan.

Anora (2024) mungkin satu dari sedikit film modern yang mencoba melipir dari wilayah itu untuk mengekspos Brighton Beach yang jadi rumah untuk banyak penutur asli bahasa Rusia. Tentu Anora bukan satu-satunya. Kalau kamu mau menilik sinema klasik tahun 1960—1990-an ternyata sisi lain New York justru sering diekspos, lho. Coba tonton enam film berikut untuk menilik keberagaman penduduk New York yang berjuluk melting-pot itu.

1. China Girl (1987)

China Girl (dok. Vestron Pictures/China Girl)

China Girl adalah film noir klasik yang berlatarkan Lower East Side, sebuah wilayah di Manhattan yang identik dengan imigran. Mengambil era 80-an, konteksnya saat itu tensi antaretnik sedang tinggi dan apesnya dua remaja dari dua etnik yang tak akur jatuh cinta.

Mereka adalah Tye (Sari Chang) dan Tony (Richard Panebianco) yang berlatar belakang imigran China dan Italia. Masalah makin runyam karena keluarga dua sejoli itu tergabung dalam geng kriminal yang bersaing memperebutkan pengaruh dan kekuasaan. Melihat plotnya, bolehlah film ini dijuluki salah satu adaptasi modern kisah Romeo dan Juliet.

2. Old Enough (1984)

Old Enough (dok. Orion Classics/Old Enough)

Lower East Side juga jadi latar film lawas Old Enough. Tidak bergenre noir, cocok buat kamu yang kurang suka adegan gore. Film ini mengikuti pertemanan dua remaja dari dua spektrum ekonomi berbeda.

Lonnie (Sarah Boyd) berasal dari keluarga kulit putih menengah atas, sementara Karen (Rainbow Harvest) adalah generasi pertama dari keluarga imigran Italia yang tinggal di flat bersama beberapa keluarga lain. Mereka tak sengaja bertemu dan membentuk ikatan pertemanan, tetapi sesekali perbedaan situasi finansial dan gaya asuh menciptakan tensi dalam relasi mereka.

3. Little Odessa (1994)

Little Odessa (dok. Fine Line Features/Little Odessa)

Film noir berlatar New York lainnya bisa kamu temukan dalam Little Odessa. Seperti Anora, film ini sebagian besar gambarnya diambil di Brighton Beach dan memotret keluarga imigran Yahudi asal negara eks-Soviet.

Identitas kompleks mereka makin pelik karena sang anak tertua terlibat dalam jaringan geng kriminal. Lama mengasingkan diri dari keluarga, ia memilih pulang sejenak untuk menjenguk adik kecil dan ibunya yang sekarat. Namun, kehadirannya tak disambut baik sang ayah yang sejak awal membenci pilihan hidup anak laki-lakinya itu.

4. Tendaberry (2024)

Tendaberry (dok. MUBI/Tendaberry)

Brighton Beach dan Coney Island juga jadi latar utama film indie Tendaberry. Bukan noir, film ini memotret pergulatan batin seorang perempuan dari etnik minoritas yang menemukan dirinya hamil dan tak punya siapa-siapa yang bisa menolongnya.

Kekasihnya yang berasal dari Ukraina memutuskan pulang kampung tanpa tahu kalau Dakota (Kota Johan), si lakon, mengandung. Diperparah COVID-19, Dakota makin tercekik secara finansial.

5. Midnight Cowboy (1969)

Midnight Cowboy (dok. MGM/Midnight Cowboy

Tak lupa, Midnight Cowboy juga memotret sisi gelap New York. Kisahnya disampaikan lewat perspektif Joe (Jon Voight), pemuda asal Texas yang merantau ke New York guna kabur dari masa lalu kelamnya.

Joe mengira tampilan fisik dan gaya khas Texas-nya bakal melancarkan aspirasinya jadi pekerja seks. Nyatanya, ia justru ketiban sial beberapa kali sampai seorang pria imigran Italia, Ratso (Dustin Hoffman) menawarkan bantuan. Dinamika hubungan mereka menarik, ditambah revelasi soal Kota New York yang timpang dan tak seideal kelihatannya.

6. Do The Right Thing (1989)

Do The Right Thing (dok. Universal Pictures/Do The Right Thing)

Digarap Spike Lee, Do The Right Thing juga memotret eksistensi etnik minoritas di Brooklyn, New York. Tepatnya para penduduk keturunan Italia dan Afrika yang tinggal di lokasi berdekatan.

Beda dengan China Girl yang murni tragis, film ini diwarnai elemen komedi. Konflik di film bermula dari ketegangan yang terjadi antara pemilik restoran piza dengan salah satu pelanggannya. Merasa jadi korban rasis, si pelanggan menginisiasi aksi boikot yang berubah pelik ketika polisi kulit putih ikut campur.

Setelah nonton keenam film tadi, barulah New York yang katanya melting-pot itu terbukti. Representasinya lebih akurat dan berimbang, ceritanya pun beragam dan gak berkutat pada romcom maupun aksi superhero. Kapan lagi nonton sisi lain New York yang mungkin belum kamu tahu sebelumnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team