Semua manusia, tanpa pandang gendernya pasti punya ego. Ego ini punya tahapan perkembangan yang bisa dihitung dengan skala tertentu (rendah berarti paling egosentrik dan tinggi berarti lebih mudah beradaptasi) dan ternyata punya korelasi dengan gender. Dalam riset berjudul "Gender-related personality traits and ego development: Differential patterns for men and women" dalam jurnal Sex Roles yang terbit pada 1995, Bursik menemukan, orang-orang yang bisa menerima peran gender nontradisional punya level perkembangan ego yang lebih baik.
Lebih spesifik, pada responden pria, Bursik menemukan, level maskulinitas berbanding terbalik dengan tingkatan tahapan perkembangan ego. Itu mungkin yang menjelaskan mengapa manajemen ego yang buruk pada pria berkaitan erat dengan maskulinitas rapuh dan toksik.
Ini bukan masalah sepele. Dalam kasus tertentu, manifestasi ego lelaki bisa ekstrem dan fatal. Kasus pembunuhan bocah perempuan oleh teman lelaki yang cintanya ia tolak di serial Adolescence (2025) adalah salah satu contohnya. Meski tidak semua kasus seekstrem itu, ada baiknya kita mengenal lebih jauh isu ego lelaki lewat beberapa contoh menarik lain yang didemonstrasikan sejumlah film berikut.