Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
In a Violent Nature (dok. IFC Films/In a Violent Nature)

Ada banyak teknik pengambilan gambar yang bisa diadopsi seorang sinematografer. Salah satu yang cukup umum, tetapi punya tingkat kesulitan dan fungsi spesifik adalah over-the-shoulder shot. Teknik pengambilan gambar ini biasanya ditandai dengan peletakan kamera setinggi pundak aktor. Tujuannya untuk memberikan kesan imersif seolah kamu berada selevel dengan mata si aktor dan bila ada termasuk lawan bicaranya. 

Teknik ini biasanya dipakai untuk adegan-adegan konversasional. Namun, gak menutup kemungkinan pula dalam praktiknya, sineas justru membuat sekuens bisu dengan teknik ini. Mau tahu seperti apa hasilnya? Berikut 7 film yang berhasil mengeksekusi teknik over-the-shoulder shot. 

1. In a Violent Nature (2024)

In a Violent Nature (dok. IFC Films/In a Violent Nature)

In a Violent Nature adalah film thriller rilisan 2024 yang jadi sensasi karena pendekatan eksperimentalnya. Tidak seperti film-film pembunuh berantai yang mengikuti perspektif korban, sutradara Chris Nash memilih untuk menggunakan sudut pandang si pelaku kejahatan. Bekerja sama dengan sinematografer Pierce Derks, kamera sengaja diposisikan di belakang si pembunuh dan mengikuti gerak-geriknya hampir tanpa jeda.

Tak jarang, kamera diletakkan pas di pundak sang lakon dan membuat adegan kekerasan yang dilakukannya terlihat makin mengerikan. Poin menarik lainnya adalah latarnya, yakni siang bolong dengan mentari yang masih bersinar dan pepohonan rindang serta suara kicauan burung. Semua "ketenangan" itu kontras dengan apa yang sedang dilakukan si lakon. 

2. Godfather (1972)

Godfather (dok. Paramount Pictures/Godfather)

Adegan pembuka film Godfather adalah contoh eksekusi over-the-shoulder shot terbaik dalam sejarah perfilman. Pada adegan itu, kamera diposisikan di belakang pundak sang Godfather alias Vito Corleano yang diperankan Marlon Brando. Dari perspektif itu, kita bisa melihat dominasinya. Semua orang yang berbicara dengannya menunjukkan rasa hormat dan segan sampai akhirnya kamera berubah arah dan menampakkan wajah Corleano. 

3. Shiva Baby (2019)

Rachel Sennott dalam film Shiva Baby (dok. MUBI/Shiva Baby)

Shiva Baby boleh saja berstatus film indie, tetapi secara sinematografi dan naskah, film garapan Emma Seligman ini boleh diadu. Film mengikuti pergumulan batin seorang perempuan muda yang mengalami krisis ketika sedang menghadiri sebuah acara keluarga. Ia bertemu dengan beberapa orang yang tak dikehendakinya dan dalam beberapa kesempatan Seligman sengaja menggunakan over-the-shoulder shot untuk memberikan kesan terdesak. 

4. Mommy (2014)

Mommy (dok. Metafilms/Mommy)

Sudah diambil dengan rasio 1:1, film Mommy juga banyak menggunakan over-the-shoulder shot yang memberikan kesan klaustrofobik. Tujuannya sama dengan film sebelumnya, yakni memberikan sensasi sesak yang sama dengan yang sedang dirasakan para karakter dalam film. Film ini memotret dinamika hubungan seorang ibu dengan putra remajanya yang mengidap kondisi klinis tertentu.  

5. Son of Saul (2015)

Son of Saul (dok. Laokoon Filmgroup/Son of Saul)

Son of Saul secara penuh menggunakan teknik pengambilan gambar over-the-shoulder. Dari adegan pembuka sampai akhir, kamu hanya akan melihat bagian pundak dan kepala karakternya. Terutama sang lakon, Saul (Géza Röhrig), tahanan Nazi yang bekerja di ruang kremasi dan bersikeras ingin menguburkan seorang bocah dengan tata cara agama Yahudi. 

6. Palm Trees and Power Lines (2021)

film Palm Trees and Power Lines (dok. Momentum Pictures/Palm Trees and Power Lines)

Mengangkat isu grooming, film Palm Trees and Power Lines sebenarnya menggunakan kombinasi berbagai teknik pengambilan gambar. Mulai wide shot dan static, tetapi juga menyertakan over-the-shoulder shot. Teknik itu terutama digunakan pada adegan-adegan yang mengganggu seperti ketika si pedofil memanipulasi korbannya secara psikologis dan adegan pelecehan. Kamera akan fokus pada wajah sang korban yang sudah cukup bikin penonton tak nyaman bahkan trauma. 

7. The Wrestler (2008)

The Wrestler (dok. Wild Bunch/The Wrestler)

Film legendaris Darren Aronofsky, The Wrestler yang digarapnya dengan input dari sang pemeran utama, Mickey Rourke juga menerapkan teknik over-the-shoulder pada beberapa sekuens adegan. Dipadu dengan kamera tangan, teknik itu makin imersif. Ada banyak shot menarik dalam film ini. Kadang kala kamera berada selevel dengan pinggang dan menciptakan nuansa yang berbeda pula. Rourke didapuk jadi Robin Ramzinski, seorang pegulat yang menua, tetapi karena tak punya pilihan lain tetap bekerja jadi pegulat di usianya yang sudah tak ideal. 

Over-the-shoulder shot memang bukan inovasi baru, tetapi eksekusinya butuh ketelitian tinggi. Kemahiran mengatur komposisi juga patut dikuasai untuk dapat hasil yang diinginkan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team