Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Soylent Green
Soylent Green (dok. MGM/Soylent Green)

Intinya sih...

  • Blade Runner (1982) menggambarkan masa depan gelap yang dikuasai oleh Tyrell Corporation, perusahaan raksasa yang mampu menciptakan replicant.

  • Soylent Green (1973) membawa penonton pada perjalanan penuh misteri hingga akhirnya mengungkap twist paling terkenal dalam sejarah film fiksi ilmiah.

  • Snowpiercer (2013) menghadirkan dunia pasca-apokaliptik, di mana seluruh manusia hidup di atas satu kereta yang terus melaju tanpa henti.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia nyata, monopoli sering dianggap sebagai ancaman bagi persaingan sehat. Ketika satu pihak memegang kekuasaan terlalu besar, keputusan mereka bisa berdampak langsung pada kehidupan banyak orang. Entah dalam bentuk harga yang tidak masuk akal, akses yang terbatas, atau kontrol sosial yang makin ketat.

Fenomena ini sering jadi inspirasi bagi berbagai film, terutama film bertema distopia dan sains-fiksi yang memotret bagaimana kekuasaan tanpa batas bisa berujung pada bencana. Beberapa film di bawah ini tidak hanya memperlihatkan sisi gelap korporasi raksasa, tetapi juga menggambarkan bagaimana manusia hidup dalam dunia yang dikendalikan oleh pihak tunggal.

Lewat visual kuat, cerita mencekam, dan kritik sosial yang tajam, film-film ini menjadi pengingat bahwa kekuasaan yang dibiarkan tak terkontrol hanya akan membawa kehancuran. Berikut lima film terbaik yang menggambarkan betapa berbahayanya monopoli.

1. Blade Runner (1982)

Blade Runner (dok. Sunset Boulevard/Blade Runner)

Blade Runner menggambarkan masa depan gelap yang dikuasai oleh Tyrell Corporation, perusahaan raksasa yang mampu menciptakan replicant, Android yang hampir tidak bisa dibedakan dari manusia. Ketika para replicant mulai memberontak, dunia yang sudah suram semakin kacau karena satu perusahaan memegang kendali penuh atas teknologi yang begitu berbahaya.

Gedung piramida raksasa Tyrell berdiri sebagai simbol kekuasaan absolut yang menindas masyarakat. Melalui nuansa distopia yang pekat, Blade Runner menunjukkan dunia yang kotor, penuh polusi, dan kehilangan harapan.

Monopoli Tyrell tak hanya memberi mereka kekuatan ekonomi, tetapi juga kontrol atas kehidupan itu sendiri. Gambaran masa depan yang dingin ini menjadi salah satu alasan film ini dianggap sebagai salah satu karya sci-fi terbaik sepanjang masa.

2. Soylent Green (1973)

Soylent Green (dok. MGM/Soylent Green)

Dalam Soylent Green, dunia dilanda kelaparan dan krisis populasi, dan Soylent Corporation menjadi penyelamat, atau setidaknya terlihat demikian. Perusahaan ini mengendalikan sebagian besar suplai makanan global, sehingga seluruh masyarakat bergantung pada produk mereka.

Namun, di balik produksi massal itu terdapat rahasia kelam yang membuat monopoli mereka terasa semakin menyeramkan. Film ini membawa penonton pada perjalanan penuh misteri hingga akhirnya mengungkap twist paling terkenal dalam sejarah film fiksi ilmiah.

Dari situ, kita melihat bagaimana perusahaan yang menguasai kebutuhan dasar manusia bisa berubah menjadi ancaman terbesar. Soylent Green adalah gambaran ekstrem bagaimana monopoli dapat memanfaatkan keputusasaan masyarakat demi keuntungan.

3. Snowpiercer (2013)

Snowpiercer (dok. Radius/Snowpiercer)

Snowpiercer menghadirkan dunia pasca-apokaliptik, di mana seluruh manusia hidup di atas satu kereta yang terus melaju tanpa henti. Meskipun bukan monopoli dalam bentuk korporasi, struktur kekuasaan di dalam kereta mencerminkan kontrol absolut, yakni kelas kaya menguasai bagian depan kereta, sementara kaum miskin ditindas di bagian belakang.

Sistem tersebut menjadi ilustrasi kuat tentang bagaimana kekuasaan bisa terkonsentrasi pada segelintir orang. Konflik pun meledak ketika penumpang kelas bawah memutuskan untuk melawan ketidakadilan tersebut. Dengan kekerasan, simbolisme, dan kritik sosial yang tajam, Snowpiercer menunjukkan bahwa monopoli, bahkan dalam bentuk sosial selalu menciptakan penindasan, dan perlawanannya hampir selalu berdarah-darah.

4. Metropolis (1927)

Metropolis (dok. UFA/Metropolis)

Film bisu legendaris ini adalah salah satu pondasi awal genre distopia yang membahas ketimpangan kekuasaan. Di Metropolis, para elite tinggal di menara tinggi yang megah, sementara para pekerja dipaksa menjalani hidup berbahaya di bawah tanah demi menggerakkan kota.

Kekuasaan penuh di tangan kalangan atas inilah yang menjadi bentuk monopoli sosial dan ekonomi yang ekstrem. Walaupun dibuat hampir seabad lalu, pesan film ini terasa menakutkan karena masih relevan.

Metropolis menyoroti bagaimana keserakahan dan ambisi bisa membuat pemimpin mengabaikan kemanusiaan. Film ini bukan hanya karya seni visual yang menakjubkan, tetapi juga kritik abadi tentang bagaimana kekuasaan yang terkonsentrasi bisa melahirkan penderitaan.

5. Jurassic World (2015)

Jurassic World (dok. Universal Pictures/Jurassic World)

Jika Jurassic Park memperkenalkan InGen sebagai korporasi ambisius, Jurassic World menampilkan penerusnya, yakni Masrani Corporation, perusahaan yang jauh lebih besar dan lebih kuat. Dengan menguasai teknologi rekayasa genetika dan membangun taman hiburan penuh dinosaurus, mereka menjadi contoh sempurna perusahaan yang tak tersentuh oleh konsekuensi.

Dorongan untuk menciptakan atraksi yang lebih besar demi profit akhirnya membawa kehancuran besar. Film ini menunjukkan bagaimana keserakahan perusahaan dapat mengalahkan akal sehat, terutama ketika mereka memanipulasi makhluk hidup demi keuntungan. Ketika eksperimen berbahaya berubah menjadi bencana, Jurassic World menegaskan bahwa monopoli tanpa pengawasan dapat membawa konsekuensi yang fatal bagi dunia.

Kelima film ini memperlihatkan bahwa monopoli tidak pernah hanya soal bisnis, tetapi soal bagaimana kekuasaan bisa melampaui batas dan mengancam manusia. Jadi, setelah melihat gambaran gelap ini, menurut kamu: monopoli mana dalam film yang paling membuatmu ngeri?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team