cuplikan film To Catch a Killer (dok. FilmNation Entertainment/To Catch a Killer)
Tim satuan tugas antara polisi dan FBI memulai investigasi kasus pembunuhan masal. Sayangnya, setelah cukup lama memeriksa saksi, korban, dan keluarga korban, tim tersebut belum juga bisa menentukan profil dan ciri pelaku pembunuhan. Bahkan terduga pelaku belum juga bisa diidentifikasi.
Dikarenakan belum ada kemajuan, tim tersebut memperoleh tekanan dari petinggi institusi untuk segera menyelesaikan sasus tersebut. Bahkan ada gagasan untuk mengkambinghitamkan kriminal yang tidak ada sangkut pautnya dengan kasus tersebut untuk menjaga citra institusi dan membuat masyarakat tenang.
Namun, di saat pihak institusi berencana untuk menyelesaikan kasus dengan segera, pelaku asli melakukan sebuah aksi lagi. Pelaku membunuh aparat kepolisian dan pengunjung di sebuah mal.
Saya sendiri tidak terkejut lagi perihal para petinggi institusi dan segala problematika politik yang ada. Tapi, yang saya tidak sangka adalah film ini akan menunjukkan perihal konflik internal dan politis yang ada di institusi hukum tersebut dengan cukup detail.
Contohnya adalah adanya rencana untuk membuat kondisi di mana akan menumpahkan segala hal dari kasus tersebut ke seorang pelaku yang sama sekali tidak ada hubungannya dalam sebuah rapat. Atau menutup kasus tersebut dengan status tidak terpecahkan.
Cerita film To Catch a Killer seru. Namun, laju ceria film ini lambat dikarenakan banyaknya porsi drama daripada porsi adegan aksi mengejar pelaku pembunuhan seperti film lainnya. Tetapi, film ini berhasil menampilkan sisi lain atau sudut pandang lain dari sebuah kisah misteri detektif.
Rating dari saya untuk film To Catch a Killer (2023): 8/10
Kesimpulannya, film ini seru dan unik dengan menampilkan sudut pandang berbeda dari sebuah film misteri detektif. Tapi, gak akan cocok untuk kalian yang mencari film misteri detektif yang penuh dengan adegan aksi memburu pelaku. Ingat, jangan lupa nonton, ya. Sampai jumpa.