ilustrasi menjadikan anak pelampiasan (pexels.com/Monstera Production)
Kadang, orangtua tanpa sadar bisa menjadikan anak sebagai pelampiasan emosi atau stres mereka. Misalnya, setelah menghadapi hari yang berat di kantor atau masalah pribadi, orangtua mungkin meledak marah atau mengungkapkan frustrasi mereka pada anak, padahal anak tidak ada hubungannya dengan masalah tersebut. Ini bisa membuat anak merasa seolah-olah mereka adalah sasaran kemarahan orangtua, meskipun sebenarnya masalah yang terjadi bukan salah mereka. Akibatnya, anak bisa merasa bingung, tidak aman, dan mungkin mulai menyalahkan diri sendiri atas kemarahan orangtua.
Padahal, anak butuh lingkungan yang stabil dan penuh kasih untuk merasa nyaman dan berkembang dengan baik. Orangtua sebaiknya berusaha mengelola emosi dengan cara yang lebih sehat dan tidak membiarkan stres atau masalah pribadi mempengaruhi hubungan dengan anak. Dengan cara ini, anak bisa merasa lebih dihargai dan didukung, serta hubungan keluarga jadi lebih harmonis.
Orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap tindakan dan kata-kata dapat mempengaruhi perkembangan anak, baik secara positif maupun negatif. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, orangtua bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan anak dan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat, percaya diri, dan bahagia.