Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Marilyn Monroe (Instagram.com/marilynmonroe)
Marilyn Monroe (Instagram.com/marilynmonroe)

Intinya sih...

  • James Dean dihidupkan kembali dalam iklan Allan Gray Investment Banking pada 2009, namun hasilnya dianggap tidak sensitif dan mengeksploitasi kisah tragis sang bintang.

  • Audrey Hepburn muncul dalam iklan Galaxy Chocolate pada 2013 melalui teknologi CGI, tetapi hasil visualnya dianggap menyeramkan dan tidak menghormati citra elegan sang ikon.

  • Fred Astaire muncul dalam iklan Dirt Devil pada 1997 sambil menari dengan sapu dan vacuum cleaner, meski impresif secara teknis, banyak orang yang tidak bisa menerima konsep tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hollywood selalu punya cara untuk menghadirkan kembali pesonanya, bahkan ketika sang bintang telah lama tiada. Dengan kemajuan teknologi, beberapa ikon legendaris justru muncul kembali di layar. Bukan lewat film baru, tapi lewat iklan yang kadang memukau, kadang juga membuat alis terangkat.

Fenomena ini memicu banyak perdebatan apakah ini bentuk penghormatan, atau justru eksploitasi? Dalam beberapa kasus, teknologi mampu menghasilkan visual yang mendekati nyata, sementara di kasus lain, hasilnya terasa ganjil dan membuat banyak penggemar merasa tak nyaman.

Namun satu hal pasti bawa setiap kemunculan kembali ikon Hollywood ini selalu mencuri perhatian publik. Yuk kita bahas lima contoh paling mencolok dari kebangkitan kembali para legenda dunia hiburan untuk sebuah iklan.

1. James Dean – Allan Gray Investment Banking

James Dean di film Rebel Without a Cause (dok. Warner Bros./Rebel Without a Cause)

James Dean adalah simbol klasik Hollywood yang hidupnya berakhir tragis pada usia 24 tahun. Ketidakhadiran keluarga dekat serta pengelolaan warisan yang rumit membuat asetnya mudah diakses oleh pihak luar. Kondisi itulah yang akhirnya membuka jalan bagi perusahaan investasi Allan Gray untuk menggunakan citra Dean dalam sebuah iklan yang dirilis pada 2009.

Dalam versi iklan tersebut, Dean digambarkan seolah hidup panjang dan menjadi sosok serba bisa, mulai dari menyutradarai film hingga memenangkan Oscar. Konsep “what if” ini awalnya terdengar menarik, namun eksekusinya justru meninggalkan rasa janggal.

Walaupun mereka menemukan aktor amatir yang sangat mirip Dean, banyak yang menilai iklan ini tidak sensitif dan mengeksploitasi kisah tragis sang bintang. Alih-alih menjadi penghormatan, iklannya lebih terasa seperti versi fantasi yang tak pernah diminta siapa pun.

2. Audrey Hepburn – Galaxy Chocolate

Audrey Hepburn (dok. Warner Bros/My Fair Lady)

Audrey Hepburn terkenal sebagai lambang keanggunan Hollywood. Namun, pada 2013, sosoknya dihidupkan kembali sebagai model dalam iklan Galaxy Chocolate melalui teknologi CGI. Iklannya menampilkan Hepburn muda yang duduk di bus Italia sebelum kabur bersama pria tampan sambil menikmati cokelat.

Masalahnya adalah Avatar CGI tersebut terlihat kaku dan tidak mampu menangkap kehangatan atau pesona asli Hepburn. Keluarganya memang memberikan izin resmi, dengan alasan Audrey menyukai cokelat dan menganggapnya sebagai sesuatu yang bisa mengangkat suasana hati.

Sayangnya, publik tetap mempertanyakan keputusan tersebut, terutama karena hasil visualnya dianggap menyeramkan dan tidak menghormati citra elegan sang ikon. Banyak yang merasa seharusnya mereka menggunakan rekaman arsip saja, bukan menciptakan replikanya.

3. Fred Astaire – Dirt Devil

Fred Astaire di film Easter Parade (dok. MGM/Easter Parade)

Jika ada satu selebritas yang identik dengan keluwesan dan seni tari, itu adalah Fred Astaire. Namun pada 1997, publik dibuat terkejut saat Astaire muncul, bertahun-tahun setelah meninggal, dalam iklan Dirt Devil sambil menari dengan sapu dan vacuum cleaner.

Lewat teknologi, tim produksi mengambil adegan Astaire menari bersama mop dan coat rack lalu memanipulasinya agar terlihat seperti mempromosikan peralatan kebersihan. Meski secara teknis cukup impresif untuk ukuran era ’90-an, banyak orang yang tidak bisa menerima konsep tersebut.

Sang istri memang menyetujui iklannya, tetapi putri Astaire mengecam keras penggunaan citra ayahnya dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak menghormati warisan sang legenda. Dari sini, publik belajar bahwa kecanggihan teknologi tidak selalu sejalan dengan etika.

4. Humphrey Bogart – Diet Coke

Humphrey Bogart di Dark Passage (dok. Warner Bros/Dark Passage)

Humphrey Bogart, Louis Armstrong, dan James Cagney muncul kembali di iklan Diet Coke pada 1991 bersama Elton John. Alih-alih menggunakan CGI, tim kreatif memilih rekaman arsip film yang kemudian dikolorasi dan disunting agar seolah berada dalam satu adegan.

Hasilnya memang cukup menarik secara teknis, tapi tetap terasa aneh karena ekspresi dan gerakan para bintang tidak benar-benar menyatu dengan skenario baru tersebut. Walaupun tidak seburuk iklan lain yang membangkitkan selebritas, banyak penonton menilai iklan ini sebagai bentuk pemaksaan.

Seolah Coca-Cola ingin menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan hal besar dengan dana besar, tanpa mempertimbangkan apakah para legenda ini benar-benar ingin dikaitkan dengan produk tersebut.

5. Marilyn Monroe – Chanel No. 5

Marilyn Monroe di film The Seven Year Itch (dok. 20th Century Fox/The Seven Year Itch)

Dibandingkan kasus lainnya, kemunculan Marilyn Monroe untuk iklan Chanel No. 5 pada 2014 terasa jauh lebih elegan. Monroe memang memiliki hubungan nyata dengan parfum tersebut. Ia bahkan pernah mengatakan bahwa dirinya tidur hanya dengan Chanel No. 5 dan tidak mengenakan apa pun selain itu.

Iklan ini menggunakan rekaman arsip dan suara wawancaranya dari tahun 1960, sehingga terasa lebih autentik dan tidak memaksakan wujud CGI yang tidak perlu. Meski lisensi atas aset Monroe kini dikelola oleh perusahaan besar berbasis komersial, penggunaan citra sang ikon untuk Chanel dianggap masih selaras dengan sejarahnya.

Banyak penggemar yang justru menganggap iklan ini sebagai bentuk penghormatan yang tulus, berbeda dengan banyak contoh lain yang lebih terasa seperti eksploitasi demi keuntungan.

Fenomena menghidupkan kembali ikon Hollywood lewat iklan memang selalu menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, teknologi memungkinkan kita melihat kembali wajah-wajah legendaris yang telah mengisi sejarah perfilman. Menurutmu wajar gak sih merek-merek modern membangkitkan para legenda untuk menjual produknya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team