Representasi Disney Princess (Kindpng/Kishan Upadhyay/)
Kisah Tiana menjadi premis baru Disney suguhkan. Tiana diceritakan ingin mempunyai restauran sendiri untuk mewujudkan impian ayahnya yang sudah meninggal.
Aulia Rahmawati menambahkan, "Yang agak groundbreaking ketika, Disney membuat The Princess and The Frog Tiana. Karena Princess Tiana ini adalah yang berkulit hitam. Princess Afrika-Amerika untuk pertama kalinya yang Disney dibuat."
Tiana digambarkan sebagai perempuan pekerja keras, rajin, dan pantang menyerah. Bahkan ia melakukan beberapa pekerjaan di ranah publik untuk bisa mewujudkan impiannya.
Sayangnya, di film ini Tiana ditakdirkan untuk menolong Pangeran Naveen yang berubah menjadi kodok. Karena mencium sang pangeran, Tiana ikut berubah menjadi kodok. Setelah itu, petualangan keduanya dimulai.
Pada babak awal film The Princess and The Frog (2009), penggambaran Tiana sangat apik. Seorang perempuan, apalagi keturunan Afrika-Amerika bertahan hidup dengan berkerja keras. Meski bukan dari kalangan orang kaya, Tiana bukan tipe perempuan tertindas.
Jika melihat dari bagaimana Tiana menolong pangeran dan akhirnya mereka menikah. Tiana tentu cocok dikategorikan sebagai putri di era Adventurous, Rebellious, and Lover. Tapi menilai bagaimana cara dia bekerja keras untuk membangun sebuah restoran bisa dikategorikan sebagai princess of Women Empowerment, but Still Early Age Married.
Meski bukan menolong rakyatnya, karena memang ia bukan seorang putri pada awalnya. Tiana tidak hanya memikirkan tentang kehidupan percintaannya dengan Pangeran Naveen. Justru dia dan Pangeran Naveen bekerja sama untuk membuat sebuah restoran.