Iqbaal mengaku, lahirnya film "Bumi Manusia" ini bisa menjembatani antara generasi Z dengan berbagai karya sastra milik Pramoedya Ananta Toer. Dirinya menyadari bahwa karya Pram yang impactful memang pantas dikenal bahkan untuk penonton dan pembaca yang tidak lahir pada zamannya.
“Kalau tidak ada film 'Bumi Manusia' ini, generasi saya generasi teman-teman saya mungkin tidak akan pernah aware dengan adanya Pak Pram, seorang sastrawan dengan karya-karyanya yang luar biasa. Saya rasa dengan adanya film ini bisa menjembatani antara karya sastra Pram dengan generasi sekarang. Makanya saya menganjurkan siapa pun untuk menonton film ini terutama teman-teman yang berasal dari generasi saya supaya tahu seperti apa sejarah Bangsa Indonesia, seperti apa menjadi seorang pribumi dulu, betapa menyakitkannya menjadi pribumi yang menjadi tamu di negerinya sendiri, supaya kita bisa hidup lebih menghargai dan mengapresiasi kehidupan sebelum kita,” tutupnya.
Hampir seperti deja vu, pemilihan Iqbaal sebagai Minke mirip-mirip dengan pemilihan Iqbaal sebagai Dilan. Pemilihan Iqbaal sebagai Minke memang pada awalnya tuai pro dan kontra. Banyak netizen yang tidak terima dengan keputusan pemilihan peran tersebut bahkan tidak sedikit masyarakat yang kontra dan tidak setuju.
Lalu pertanyaannya, apakah hal yang sama akan terulang kembali di Bumi Manusia?
Tidak ada yang tahu. Yang jelas, Dilan dan Bumi Manusia lahir pada zaman, niat, pemikiran dan tujuan yang berbeda jadi tentu tak bisa disamakan. Dan sekali lagi, tidak ada salahnya mengapresiasi dulu perfilman Indonesia dengan menonton visualisasi salah satu karya sastra besar Indonesia "Bumi Manusia" dengan menonton langsung di bioskop.
Jangan lupa saksikan filmnya langsung tanggal 15 Agustus 2019 dan berikan tanggapan pribadimu soal film ini ya!