Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jourdy Pranata di konferensi film "Yakin Nikah" di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis (2/10/2025)
Jourdy Pranata di konferensi film "Yakin Nikah" di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis (2/10/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Intinya sih...

  • Jourdy ingin lebih mengenal dirinya sendiri sebelum menikah, karena kesiapan menikah baru bisa diraih jika seseorang benar-benar memahami dirinya sendiri.

  • Dapatkan perspektif baru dari Enzy Storia dan Maxime Bouttier, yang membuat Jourdy semakin yakin bahwa menikah memang bagian penting dari hidupnya, tapi waktunya tidak perlu dipaksakan.

  • Sebut karakter Gerry di 'Yakin Nikah' tidak sepenuhnya salah, karena pengalaman Jourdy di film Yakin Nikah memberi cermin tersendiri bahwa mantan gak selamanya salah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Aktor Jourdy Pranata membawa pandangan baru soal pernikahan. Meski usianya kini genap 31 tahun, ia menegaskan bahwa pernikahan bukanlah tuntutan sosial, melainkan keputusan yang lahir dari kesiapan.

Lewat refleksi mendalam, Jourdy menyadari bahwa sebelum melangkah ke jenjang rumah tangga, ia perlu mengenal dirinya sendiri. Pandangan ini ia sampaikan usai screening film Yakin Nikah di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/10/2025).

1. Jourdy ingin lebih mengenal dirinya sendiri sebelum menikah

Jourdy Pranata di konferensi film "Yakin Nikah" di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis (2/10/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Jourdy mengaku sempat terjebak dalam pola pikir lama: usia 30 tahun adalah waktu ideal untuk menikah. Terlebih, dengan karier yang mapan, ia merasa "seharusnya" sudah menyiapkan semuanya.

"Aku melihat hubungan, apalagi ke pernikahan, tadinya tuh aku adalah orang yang, 'Oh, udah umur 30 nih. Berarti dari usia cowok udah harus menikah, pekerjaan udah ada,' kayak harus menikah deh, gitu," ungkapnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, pemikiran itu berubah. Ia menekankan bahwa kesiapan menikah baru bisa diraih jika seseorang benar-benar memahami dirinya sendiri.

"Tapi, tahan dulu, nih. Kayaknya masih ada sesuatu yang harus aku cari tahu lagi, yaitu adalah mengenal diri sendiri. Jadi, aku melihat pernikahan itu adalah bukan sebuah tuntutan, eh, tekanan atau keharusan, tapi adalah sebuah kesiapan," imbuh Jourdy.

Bagi bintang film Kukira Kau Rumah ini, mengenali diri sendiri adalah pondasi sebelum memasuki hubungan jangka panjang.

"Kesiapan itu terjadi ketika kita sudah mengenal diri kita, maunya apa, mau tujuan nanti sampai tuanya itu apa, bersama siapa. Itu tuh, ketika kita sudah mengenal diri kita," terangnya lagi.

2. Dapatkan perspektif baru dari Enzy Storia dan Maxime Bouttier

Jourdy Pranata di konferensi film "Yakin Nikah" di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis (2/10/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Pandangan Jourdy tidak muncul begitu saja. Ia bercerita bahwa proses diskusi bersama Enzy Storia dan Maxime Bouttier membuatnya banyak belajar soal pernikahan.

"Jadi, setelah syuting film ini aku konsultasi soal hubungan sama Enzy, sama Maxime, waktu itu masih belum menikah tuh. Aku banyak banget dapat pelajaran gitu, bagaimana pandangan terhadap pernikahan," jelasnya.

Dari obrolan mereka bertiga, Jourdy semakin yakin bahwa menikah memang bagian penting dari hidupnya. Namun, waktunya tidak perlu dipaksakan.

"Sekarang aku semakin yakin untuk menikah, tapi kenal diri dulu. Yes untuk menikah, tapi nanti," tuturnya sambil tersenyum.

3. Sebut karakter Gerry di 'Yakin Nikah' tidak sepenuhnya salah

Jourdy Pranata di konferensi film "Yakin Nikah" di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis (2/10/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Menariknya, pengalaman Jourdy di film Yakin Nikah juga memberi cermin tersendiri. Dalam film ini, ia memerankan karakter Gerry, pria yang mencoba balikan dengan mantannya, Niken.

"Ketika dapat tawaran Yakin Nikah sebagai Gerry dari masa lalu, aku itu tipikal orang sama mantan itu enggak (balikan). Jadi putus, putus. Move on," ungkapnya.

Meski berbeda dari kehidupannya pribadi, ia mengaku belajar banyak dari karakter tersebut.

"Tapi ketika jadi Gerry dan melihat motivasi Gerry-Niken dan ada unfinished business, 'Oh, mantan gak selamanya salah.' Jadi banyak belajar dari Gerry, walaupun sikapnya yang mentally unstable (karena) trauma dari keluarga dan menolak dewasa," jelasnya.

Editorial Team