Kak Ros dalam animasi anak asal Malaysia Upin & Ipin (dok. Les' Copaque Production/Upin&Ipin)
Dalam beragam hubungan, pasti ada yang namanya hubungan toksik. Ini berlaku untuk hubungan asmara, pertemanan, bahkan keluarga. Mungkin juga hal tersebut dialami oleh keluarga Upin dan Ipin. Mereka memilih untuk menjauh dari Upin, Ipin, Opah, dan Kak Ros. Mungkin keluarga besar Upin dan Ipin sudah kaya raya sehingga merasa gak selevel dengan keluarga yang memilih hidup zen di desa.
Stroberi mangga apel, sorry gak level.
Kalau memang benar begitu adanya, keluarga Upin dan Ipin sepertinya gak ambil pusing. Keluarga Upin dan Ipin tetap bahagia dengan keadaan yang sekarang. Meski gak punya kendaraan, selain sepeda yang biasa dipakai Kak Ros, keluarga Upin dan Ipin tetap dikelilingi keluarga, teman, dan tetangga yang saling menyayangi. Hal tersebut bisa menjadi hal yang lebih berharga daripada keluarga yang toksik, bukan?
Upin dan Ipin masih bisa menikmati pendidikan. mereka gak kekurangan makanan dan tinggal di rumah panggung yang lebih luas dari rumah KPR subsidi. Bahkan, rumah yang ada juga memiliki tiga kamar untuk mereka tempati.
Meski alasan sebenarnya di luar semesta Upin & Ipin bisa jadi karena keluarga besar Upin dan Ipin memang gak ditampilkan. Itu karena rumah produksi mungkin memiliki keterbatasan untuk mengembangkan karakter baru. Gak semua yang berkaitan dengan Upin dan Ipin harus tampil dalam adegan Upin & Ipin. Rumah produksi fokus dengan karakter inti dan pendukung yang menarik untuk mengemasnya menjadi cerita anak-anak yang menghangatkan.
Kalau menurut versi imajinasimu, kira-kira alasan apa yang membuat keluarga besar Upin dan Ipin gak pernah berkunjung ke Kampung Durian Runtuh? Tulis di kolom komentar, ya!