Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception
kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception (dok. ufotable | Warner Bros. Pictures)

Intinya sih...

  • Ada banyak kemiripan antara Demon Slayer: Mugen Train dan Inception.

  • Cerita membahas dunia mimpi, karakter yang berada di transportasi massal, dan karakter yang ditugaskan untuk menyusup dalam mimpi.

  • Karakter harus mati dalam mimpi untuk bisa terbangun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba terus mencetak kesuksesan. Kesuksesan ini bahkan sampai taraf internasional. Hingga 2025, adaptasi manga karangan Koyoharu Gotouge ini telah merilis serial dan beberapa film, salah satunya Demon Slayer: Mugen Train (2020).

Uniknya, jika kamu perhatikan, ada beberapa unsur kemiripan antara Demon Slayer: Mugen Train dengan film Inception (2010), lho! Padahal, format hingga bahasa antara anime ini dengan film produksi Christopher Nolan tersebut sangat berbeda. Jadi, apa yang bikin keduanya sama? Biar gak penasaran, yuk, simak uraiannya berikut!

1. Sebagian besar cerita Demon Slayer: Mugen Train dan Inception membahas dunia mimpi

kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception (dok. ufotable | Warner Bros. Pictures)

Persamaan yang paling mendasar dari film Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception ialah membahas tentang dunia mimpi. Para tokoh utama dalam kedua film ini sama-sama ke dalam dunia alam bawah sadar, bahkan bertarung di sana. Dalam Demon Slayer: Mugen Train, Tanjiro dan kawan-kawan diperangkap dalam mimpi oleh Enmu, salah satu Iblis Bulan Bawah, antek-antek Muzan. Sementara, dalam Inception, Dom Cobb adalah spesialis infiltrasi mimpi orang untuk mencuri rahasia bisnis.

2. Para tokoh yang terlibat berada di transportasi massal

kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception (dok. ufotable | Warner Bros. Pictures)

Uniknya lagi, baik dalam film anime Demon Slayer: Mugen Train maupun Inception, adegan menyusup masuk dalam mimpi target selalu terjadi di transportasi massal. Dalam Demon Slayer: Mugen Train, Tanjiro dan para anggota Pembasmi Iblis dibuat tidur dalam kereta api yang sedang berjalan. Sementara, dalam Inception, Robert Fischer, konglomerat target Dom Cobb, dibius saat sedang naik pesawat dari Australia ke Amerika Serikat. Dom juga pernah melakukan misi berbeda dalam kereta api Shinkansen.

3. Ada orang-orang yang ditugaskan khusus untuk menyusup dalam mimpi

kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception (dok. ufotable | Warner Bros. Pictures)

Tidak semata-mata tidur dan bermimpi, rupanya ada orang-orang khusus yang ditugaskan untuk menjalankan misi saat para tokoh utama dalam dua film ini tertidur. Dalam Demon Slayer: Mugen Train, Enmu menugaskan empat orang penderita insomnia untuk mengurus Tanjiro dan kawan-kawannya. Mereka ikut masuk dalam mimpi sang target untuk menuntaskan misi dari iblis tersebut.

Hal ini pun terjadi dalam Inception. Dom Cobb punya tim khusus yang membantunya menyusup dalam mimpi targetnya. Ia ditemani Arthur yang bertugas untuk riset, Ariadne yang merancang denah mimpi, Eames yang ahli memanipulasi target di alam bawah sadar, dan Yusuf si ahli bius.

4. Ada misi mencari inti jiwa atau pikiran target yang bermimpi

kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception (dok. ufotable | Warner Bros. Pictures)

Dalam kedua film beda format ini juga ada satu misi yang sama. Baik tim penyusup dalam Demon Slayer: Mugen Train maupun Inception sama-sama ditugaskan mencari sesuatu paling berharga dalam mimpi sang target. Dalam Demon Slayer, para anak buah Enmu diperintahkan mencari dan menghancurkan inti jiwa Tanjiro, Zenitsu, Inosuke, dan Rengoku. Kalau dalam Inception, Dom Cobb direkrut oleh saingan bisnis Fischer yang bernama Saito. Dom harus menemukan inti pikiran di sanubari Robert Fischer, lalu menanamkan ide baru bahwa Robert Fischer harus menghancurkan kerajaan bisnis warisan sang ayah.

5. Harus mati dalam mimpi untuk bisa terbangun

kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception (dok. ufotable | Warner Bros. Pictures)

Ketika berada di dunia mimpi ini, para tokoh dalam kedua film tersebut tidak bisa bangun sesuka hati. Mereka harus mati dalam mimpi untuk bisa kembali ke dunia nyata. Dalam Demon Slayer: Mugen Train, Tanjiro terlihat memenggal kepalanya sendiri berkali-kali demi bisa bangun dan melawan Enmu di dunia nyata. Hal yang sama juga digunakan pada Inception. Kegiatan itu disebut kick atau tendangan untuk membangunkan orang yang tenggelam dalam mimpi. Ada beragam kick yang Dom Cobb pernah rasakan, mulai dari menabrak kereta hingga jatuh dalam lift.

6. Ada orang-orang yang kecanduan bermimpi

kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception (dok. ufotable | Warner Bros. Pictures)

Efek dari bermimpi secara tak alami ini ternyata bisa sangat parah dalam kedua film tersebut. Ada orang-orang yang kecanduan. Mereka rela melakukan apa saja agar bisa terus bermimpi.

Dalam Demon Slayer: Mugen Train, Enmu memperalat beberapa orang yang insomnia, depresi, atau sakit parah. Mereka berharap bisa kabur dari pedihnya dunia. Caranya lewat mimpi indah yang diberikan si Iblis.

Dalam Inception, Yusuf punya layanan ilegal yang memungkinkan orang-orang tidur lelap dengan obat biusnya. Mereka tak bisa lagi tidur dan bermimpi indah tanpa alat-alat tersebut. Mereka ingin lari dari penderitaan dunia nyata dengan merasa "terbangun" di dunia mimpi.

7. Saking seringnya bermimpi, ada risiko tak bisa membedakan dunia mimpi dengan dunia nyata

kemiripan Demon Slayer: Mugen Train dengan Inception (dok. ufotable | Warner Bros. Pictures)

Last, but not least, gak selamanya bermimpi indah itu menyenangkan. Ada kalanya batas di antara alam bawah sadar dan kenyataan begitu tipis. Tentunya, hal ini membingungkan dan membahayakan.

Dalam Demon Slayer: Mugen Train, misalnya, saking seringnya memaksa diri terbangun dengan menebas leher sendiri, Tanjiro lambat laun tak bisa membedakan kapan ia bermimpi. Jagoan ini sempat hampir mengakhiri nyawa sendiri di dunia nyata karena disorientasi. Beruntung, ia diselamatkan oleh Inosuke yang sadar akan hal itu.

Ini mirip dengan Inception. Mal, istri Dom Cobb, terlalu lama bermimpi dan mengubur rahasia dalam dunia bawah sadarnya. Setelah ia terbangun, Mal justru merasa dunia nyata adalah alam mimpi yang memerangkap dirinya dan keluarganya. Ia lantas mengakhiri nyawa sendiri karena percaya hal itu akan membangunkannya dari tidur panjang.

Karena itu, dalam Inception, penting bagi seseorang untuk memiliki totem pribadi. Fungsinya guna menunjukkan apakah dia sedang dalam mimpi atau dunia nyata. Totem milik Dom Cobb adalah sebuah gasing. Dalam mimpi, gasing akan berputar nonstop, melawan logika seharusnya dari sebuah gasing ketika di dunia nyata.

Unik banget, ya, dua film beda genre, format, hingga bahasa ini. Keduanya justru bisa punya banyak benang merah! Kamu sudah nonton dua film di atas apa belum?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎