adegan film Talk to Me (dok. Causeway Films/Talk to Me)
Titik balik karier mereka terjadi saat Talk to Me rilis pada 2022. Awalnya karya independen mereka hanya diputar di festival-festival film lokal di Australia. Namun, sejak akhir tahun 2022, distributor film besar mulai meliriknya. A24 berhasil mendapat hak distribusinya. Seolah jodoh yang sudah dinanti-nantikan sejak lama, Talk to Me beresonansi sempurna dengan karakter film-film indie yang pernah diorbitkan A24, khususnya di genre horor.
Film debut Philippou bersaudara ini berkisah soal anak-anak muda yang iseng melakukan permainan menantang roh lewat sebongkah tangan jenazah yang diawetkan dengan balsam. Menurut mitosnya, menyentuh tangan itu, menyalakan lilin, dan mengucapkan dua kalimat mantra yang diucap berarti mempersilakan sesosok roh untuk masuk ke raga seseorang. Premis yang sekilas mirip dengan permainan jailangkung dan ouija.
Hebatnya, ini bukan sekadar film tentang anak muda ceroboh yang harus menanggung konsekuensinya. Ada banyak isu yang disenggol di dalamnya, mulai duka cita, tekanan untuk eksis di media sosial, hingga kurangnya empati. Ini dipadu dengan efek visual yang memukau, tetapi masih terasa mentah dan autentik.
Sutradara Philippou bersaudara melakukan proses syuting di kota kelahiran mereka, Adelaide dan mendapuk aktor-aktor lokal Australia. Ini yang membuat karya mereka beda dengan film Hollywood yang melibatkan nama-nama tenar.