Avatar: Fire and Ash (dok. 20th Century Studios/Avatar: Fire and Ash)
Rupanya, studio besar sering mengajukan film lebih cepat untuk mengamankan posisi dalam periode kualifikasi Golden Globes. Dalam kasus Avatar 3, proses itu melibatkan materi awal seperti early cuts, skrip final, serta sejumlah komponen teknis yang cukup untuk memenuhi syarat penilaian.
Meski kedengarannya aneh, praktik ini bukan hal baru di Hollywood. Hanya saja, jarang ada film megabudget sebesar Avatar 3 yang berani masuk gelanggang sebelum perilisan resmi. Namun Golden Globes punya aturan unik: film yang rilis setelah 22 November masih dapat dipertimbangkan jika diproyeksikan memiliki performa box office atau viewership streaming yang luar biasa berdasarkan rekam jejak waralabanya.
Melihat dua film pendahulunya yang merajai dunia, Avatar (2009) dengan 2,9 miliar dolar AS dan Avatar: The Way of Water (2022) dengan 2,3 miliar dolar AS, bukan hal mengejutkan jika Fire and Ash langsung dianggap sebagai calon raksasa berikutnya.
Disney/20th Century Studios dan James Cameron tampak sangat yakin dengan kualitasnya, apalagi setelah Avatar dan The Way of Water sama-sama berjaya di Golden Globes pada masanya. Jejak sejarah itu membuka jalan bagi film ketiga untuk melaju lebih awal.