All Might memutuskan untuk mewariskan One For All kepada Deku. (dok. Bones/My Hero Academia)
Salah satu perbedaan besar pada anime klasik dan modern terdapat pada jumlah episode mereka. Dulu, ketika studio mengadaptasi suatu manga, mereka akan langsung mengadaptasi cerita tersebut ke dalam long-running anime. Hasilnya, mereka selalu menghadapi masalah yang sama: kehabisan materi manga.
Ketika masalah itu terjadi, studio biasanya hanya punya dua pilihan: menyajikan episode filler sambil mengumpulkan materi manga atau mengakhiri anime dengan cerita yang melenceng dari manga. Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, anime musiman jadi solusinya. Dengan membagi anime ke dalam beberapa musim, studio tidak harus mengarang cerita untuk episode filler atau terpaksa mengakhiri anime dengan cerita yang ke sana kemari.
Itu kenapa kebanyakan anime modern disajikan secara musiman, alih-alih long-running. Terbukti, anime musiman sekarang lebih populer ketimbang long-running anime. Tidak sedikit seri syonen yang sukses karena disuguhkan dalam format musiman, seperti My Hero Academia, Attack on Titan, atau Jujutsu Kaisen.
Mengubah One Piece menjadi anime musiman merupakan keputusan yang sangat bijak menurut penulis. Hal ini membuktikan bahwa Toei Animation mau mengikuti tren anime modern demi mempertahankan popularitas seri mereka. Terlebih, kita tahu bahwa anime musiman memiliki banyak keunggulan ketimbang long-running anime.
Setelah berubah menjadi anime musiman, kita mungkin memang harus lebih bersabar untuk menonton anime One Piece. Meski begitu, One Piece akan memiliki lebih banyak sisi positif ketika diubah menjadi anime musiman ketimbang dipertahankan sebagai long-running anime. Jadi, bagaimana menurutmu tentang keputusan Toei Animation? Kamu setuju? Atau kamu justru punya pendapat lain? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!