Bagi para bintang muda Hollywood klasik, Tinseltown (Hollywood, California) adalah tempat di mana impian bisa menjadi kenyataan. Namun hal itu tentunya harus dibayar dengan sesuatu yang tak sepadan. Khususnya pada masa Roaring Twenties (trend yang terjadi di negara-negara Barat, berupa perubahan tatanan sosial dan gaya hidup yang glamor) di tahun 1920-an. Hollywood sendiri menawarkan kekayaan dan kemewahan bagi mereka yang beruntung, pesta pora dan dekadensi (kemerosotan moral) bagi banyak orang, serta daya tarik tersendiri untuk memikat gadis-gadis dari seluruh Amerika dan sekitarnya. Para bintang muda ini sangat mendambakan ketenaran dan kekayaan.
Sayangnya, sebagian besar gadis ini harus mengalami kegagalan. Mereka yang gagal di Hollywood, tidak mau pulang ke rumah karena malu dengan keluarganya. Mereka yang gagal akan bekerja apa saja untuk memenuhi kebutuhan, atau bahkan menjadi pekerja seks.
Namun, mereka yang berhasil di Hollywood, juga tidak luput dari kehidupan yang menyesakkan. Mereka harus terikat dengan kontrak jangka panjang yang memikat, hidup dalam kepalsuan, dan mempertahankan reputasi mereka agar selalu terlihat baik. Tidak heran jika aktris rentan terhadap alkoholisme, perilaku tidak senonoh, dan terkadang, akhir yang tragis. Berikut adalah kisah beberapa aktris populer di era Hollywood klasik yang menjalani kehidupan paling tragis.