Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Press screening & press conference film "Tinggal Meninggal" di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (6/8/2025)
Press screening & press conference film "Tinggal Meninggal" di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (6/8/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Intinya sih...

  • Ending film Tinggal Meninggal berbeda dari versi aslinya

  • Produser menekankan pentingnya "after taste" bagi penonton bioskop

  • Proses kreatif melibatkan perdebatan tentang unsur dark comedy di dalamnya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Imajinari kembali meluncurkan karya terbaru berjudul Tinggal Meninggal, yang dijadwalkan tayang pada 14 Agustus 2025. Film komedi getir ini sukses menghibur penonton dengan komedi getir saat press screening di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (6/8/2025). Saat konferensi pers, sutradara Kristo Immanuel dan produser Ernest Prakasa pun membagikan proses di balik layar.

Rupanya, proses pembuatan ending film ini tidak berjalan mulus, melibatkan perdebatan yang konstruktif antara tim produksi. Bagaimana proses ini membentuk film yang akhirnya disajikan ke hadapan penonton?

1. Final ending Tinggal Meninggal berbeda dengan versi aslinya

Kristo Immanuel di press conference film "Tinggal Meninggal" di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (6/8/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Kristo mengungkapkan ada perdebatan soal adegan final Tinggal Meninggal, sebelum akhirnya memutuskan untuk merilis film ini ke khalayak umum.

"Pada saat FGD pun kita berdebat cukup halus, ya, soal ending. Ya mungkin temen-temen nggak tau ini adalah scene ending yang final, karena sebelumnya scene ending-nya bukan ini. Apa? Tidak," ucap Kristo diselingi candaan.

Rupanya, versi ending film ini berbeda dari versi awal yang tertulis di script maupun di FGD. Adegan terakhir yang nanti akan dilihat di bioskop adalah versi ketiga.

"Di draft pertama script bukan ini, di FGD bukan ini, dan hasilnya di versi ketiga. Versi ketiga dari ending-nya," tambah Ernest.

2. Ernest tekankan after taste untuk penonton bioskop

Ernest Prakasa di press conference film "Tinggal Meninggal" di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (6/8/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Sebagai produser, Ernest sendiri menekankan pentingnya "after taste" yang dirasakan setelah menonton Tinggal Meninggal.

"Ini (soal) ending-nya alot banget perdebatan. Karena ini yang menentukan tadi, after taste keluar dari bioskop tuh apa yang dirasain gitu," ungkapnya.

Ernest berupaya menyeimbangkan kadar dark agar tetap unik dan fresh, tapi di satu sisi tetap menyenangkan dan memicu diskusi saat penonton meninggalkan bioskop.

"Jadi mungkin nanti kalau dikirim ke festival ending-nya beda ya, to? Kristo udah ngincar kalau festival ending-nya beda," tambah Ernest dengan candaan perilisan director's cut di kanal YouTube Kristo.

3. Sempat memperdebatkan unsur dark comedy di dalamnya

Ernest Prakasa di press conference film "Tinggal Meninggal" di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (6/8/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Tak cuma ending, proses kreatif juga melibatkan perdebatan panjang tentang seberapa jauh unsur dark comedy atau komedi getir dimasukkan.

"Maksudnya pertama kali baca juga, ini ada beberapa part yang kita berdebatnya panjang, ya, soal seberapa dark gitu," ungkap Ernest.

Namun sekali lagi, Ernest menekankan perasaan penonton setelah selesai menonton film ini dan keluar dari bioskop.

"Karena kalau misalnya dark-nya itu keterlaluan, begitu keluar tuh gue takut rasa nggak nyamannya terlalu dominant. Jadi semua (rasa) hangat, lucu, haru, kasian sama Gema, simpati sama orang yang seperti Gema itu ketutup sama rasa, 'Aduh, kok gitu sih?' Jadi ada itu yang gue jagain," imbuhnya.

Editorial Team