Fajar Nugros, Rukman Rosadi, Susanti Dewi, Wendy Aga, dan Angela Halim di Exclusive Junket - Documaking Sleep Call di Dia.Lo.Gue., Kemang pada 30 Agustus 2023 (dok. Pribadi/Ines Melia)
Sinematografi tadi juga tak luput dari penataan artistik yang juga sama-sama ingin mengedepankan sisi realistis dalam filmnya. Angela Halim, penata artistik untuk film Sleep Call ini ingin memberitahu penonton mengenai emosi yang dirasakan para karakter, lewat "dunianya" masing-masing. Dunia yang dimaksud adalah latar belakang para karakter di film Sleep Call, seperti Dina yang tinggal di rusun sempit yang berisik.
"Kita harus kasih penonton emosi supaya mereka bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Dina, yaitu terhimpit dan terjebak",
Dalam penataan artistiknya, Angela dan tim menggunakan ruang-ruang yang bisa menambah kesan terhimpit dan terjebak tadi. Salah satunya adalah rumah yang ditempati Dina memiliki ruang gerak yang sempit.
"Contohnya rumahnya Dina, itu terlihat dalam behind the scene kalau space-nya sempit", ujar Angela Halim.
"Dunia" karakter Dina yang sempit itu berbeda dengan karakter-karakter lainnya. Sebab, tiap latar belakang karakter-karakter yang lain itu berbeda dengan Dina. Itulah mengapa, pada akhirnya lapisan-lapisan "dunia" tadi juga turut menciptakan latar belakang para karakternya.
Dalam proses pembuatannya Sleep Call tidak hanya dibuat berdasarkan isu yang ramai di kalangan para generasi muda. Namun, ada detail-detail teknik yang digunakan, demi menciptakan cerita yang berkualitas hingga mampu menawarkan emosi yang dalam kepada penonton.
Dilabeli sebagai film dengan batas usia di atas 21 tahun, menurut produser Susanti Dewi, Sleep Call telah dipastikan bisa ditonton oleh mereka yang berusia 17 tahun ke atas. Siap-siap datang ke bioskop, Sleep Call akan mulai tayang pada 7 September 2023.