Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gracie Abrams
Gracie Abrams (instagram.com/gracieabrams)

Intinya sih...

  • 'Vampire' – Olivia Rodrigo: Lagu sindiran tajam tentang mantan penghisap energi.

  • 'Manchild' – Sabrina Carpenter: Sindiran terhadap mantan yang tidak dewasa.

  • 'The Smallest Man Who Ever Lived' – Taylor Swift: Sindiran pahit untuk mantan yang membuat kehilangan rasa percaya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah hubungan yang penuh drama, kadang kata-kata saja tidak cukup untuk melampiaskan perasaan. Di situlah musik berperan jadi pelampiasan elegan yang bisa menyindir tanpa harus mengirim chat atau status pasif-agresif. Lagu-lagu berikut ini punya lirik tajam dan penuh emosi yang pas tanpa harus mengatakannya langsung.

Dari Olivia Rodrigo sampai Taylor Swift, para musisi ini menyalurkan luka dan kemarahan mereka menjadi karya yang relatable banget. Keenam lagu ini bisa jadi soundtrack healing sekaligus sindiran halus untuk mantan toxic yang pernah menguras energimu. Siap menemukan lagu yang paling menggambarkan hatimu?

1. 'Vampire' – Olivia Rodrigo

Olivia Rodrigo memulai daftar ini dengan lagu sindiran paling tajam yang ia tulis setelah disakiti. Dalam 'Vampire', ia menggambarkan mantan sebagai sosok penghisap energi yakni seseorang yang pura-pura mencintai tapi sebenarnya hanya memanfaatkan dan menguras habis perasaannya. Lagu ini sempurna untuk seseorang yang merusak kepercayaan dengan manipulasi halus.

'Vampire' terasa begitu jujur karena menggambarkan bagaimana cinta bisa berubah jadi luka yang memalukan. Namun di balik sakitnya, ada kekuatan yang tumbuh yakni kesadaran bahwa cinta sejati gak akan pernah datang dari seseorang yang menikmati menyakitimu. Lagu ini juga bentuk reclaiming power bagi siapa pun yang pernah dimanfaatkan oleh cinta palsu.

2. 'Manchild' – Sabrina Carpenter

Sabrina Carpenter dengan santai tapi tajam menertawakan tipe mantan yang tidak pernah dewasa lewat lagu 'Manchild'. Ia menggambarkan sosok pria yang selalu mencari perhatian, tidak tahu cara merawat diri, dan menyusahkan orang lain dengan segala kekanakannya. Liriknya mungkin terdengar lucu, tapi di balik itu ada kritik tajam terhadap pria yang enggan bertumbuh.

Lagu ini cocok untuk kamu yang pernah merasa jadi “ibu” bagi pasangan sendiri yakni mengurus, menenangkan, bahkan memaklumi terus-menerus. Sabrina menegaskan kalau cinta tidak seharusnya jadi pekerjaan penuh waktu untuk memperbaiki seseorang yang tidak mau berubah. Kadang, meninggalkan “man-child” memang bentuk self-care terbaik.

3. 'The Smallest Man Who Ever Lived' – Taylor Swift

Taylor Swift menulis lagu ini dengan nada pahit dan sindiran cerdas untuk seseorang yang membuatnya kehilangan rasa percaya. Dalam 'The Smallest Man Who Ever Lived', ia memadukan kemarahan dan kekecewaan dengan gaya khasnya yang puitis. Liriknya menggambarkan rasa sakit karena dikhianati seseorang yang tidak pantas diperjuangkan.

Taylor menggambarkan mantan sebagai sosok kecil yang bukan dalam arti fisik, tapi moral. Ia bahkan menyindirnya seperti tokoh dalam konspirasi absurd, menandakan betapa manipulatif dan misteriusnya hubungan tersebut. Lagu ini jadi pelipur lara sempurna untuk siapa pun yang sudah lelah mencoba memahami orang yang sebenarnya tidak layak dijelaskan.

4. 'I Hate U' – SZA

Kalimat “If you wondered if I hate you—I do” dari SZA sudah cukup jadi anthem bagi siapapun yang pernah disakiti. Dalam 'I Hate U', ia mengungkapkan campuran antara cinta, marah, dan kecewa yang sering muncul setelah hubungan toxic berakhir. Lagu ini bukan tentang membenci seseorang sepenuhnya, tapi tentang membenci cara mereka membuatmu merasa kecil.

SZA mengakui bahwa meski masih ada sisa perasaan, tapi ia sadar bahwa hubungan tersebut hanya membuatnya kehilangan jati diri. Dengan vokal penuh emosi dan lirik yang jujur, lagu ini menggambarkan proses pahit saat seseorang mulai menerima kenyataan. Mencintai orang yang salah bisa jadi pengalaman yang paling menyakitkan sekaligus membebaskan.

5. 'gameboy' – ROSÉ

Melalui 'gameboy', ROSÉ menggambarkan kisah klasik tentang cinta yang dijadikan permainan. Ia menyadari bahwa mantannya hanya memainkan perasaannya, menjadikannya ajang ego, bukan hubungan yang tulus. Dengan suara lembut tapi tegas, lagu ini seperti sebuah pengakuan bahwa ia sudah selesai dengan permainan itu.

Lagu 'gameboy' menyentuh banyak orang karena menggambarkan fase penting setelah putus yaitu ketika kamu berhenti berharap dia berubah dan mulai menghargai diri sendiri. ROSÉ menunjukkan bahwa kadang kekalahan terbesar dalam cinta justru membuka jalan menuju kemenangan pribadi, karena berhenti ikut permainan orang lain adalah bentuk kemenangan paling tenang.

6. 'That’s So True' – Gracie Abrams

Gracie Abrams menulis 'That’s So True' dengan gaya sindiran lembut, tapi menusuk. Ia berbicara pada mantan yang cepat move on, tapi tetap berusaha tampil cool setelah menyakitinya. Liriknya menunjukkan bagaimana seseorang bisa berpura-pura keren padahal tidak tahu cara memperlakukan orang lain dengan benar.

Lagu ini pas buat kamu yang sudah lewat fase sedih dan kini melihat hubungan masa lalu dengan mata yang lebih jernih. Gracie tidak marah, ia hanya jujur tentang betapa lucunya orang yang dulu dianggap istimewa ternyata tidak seberapa. Kadang, sindiran paling pedas justru yang disampaikan dengan tenang dan senyum di wajah.

Musik memang punya cara ajaib untuk menyembuhkan hati, terutama setelah hubungan yang melelahkan. Keenam lagu di atas bukan hanya tentang balas dendam emosional, tapi juga tentang menemukan kekuatan setelah disakiti. Jadi, dari semua lagu di atas, mana yang paling menggambarkan perasaanmu terhadap mantan toxic?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team