Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Hozier di atas panggung
Hozier (instagram.com/hozier)

Intinya sih...

  • Hozier menggambarkan tokohnya sebagai seorang narrator yang tidak dapat dipercaya

  • Menggunakan mitologi untuk menggambarkan penindasan terhadap perempuan

  • Hozier menggambarkan perasaan jatuh cinta sebagai momen terbang bebas seperti Icarus

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Andrew Hozier-Byrne atau yang lebih dikenal dengan Hozier, adalah penyanyi asal Irlandia yang mungkin paling dikenal lewat lagu Take Me to Church, tapi karya-karyanya jauh lebih dari itu. Musisi asal Irlandia ini punya ciri khas kuat dalam menciptakan lagu-lagu dengan lirik yang puitis, atmosfer gelap nan indah, serta sentuhan sastra dan spiritualitas yang kental. Salah satu hal yang membuat musiknya begitu istimewa adalah referensi pada mitologi klasik—baik dalam bentuk simbol, kisah tragis, maupun metafora cinta yang tak biasa.

Untuk kamu pencinta mitologi klasik, kemungkinan besar akan merasa terkoneksi dengan lagu-lagu karya Hozier. Referensi kisah mitologi dalam karyanya bukan hanya menjadi hiasan, tapi bagian dari narasi yang memperdalam emosi dalam musiknya. Lirik-liriknya kerap dibalut dengan metafora yang dalam. Nah, berikut ini adalah lima rekomendasi lagu Hozier yang cocok untuk kamu pencinta mitologi klasik. Wajib masuk playlist, nih!

1. Talk

Imagine being loved by me!

I won't deny I've got in my mind now all the things we'd do

So I'll try to talk refine for fear that you find out how I'm imagining you

Terinspirasi dari kisah tragis Orpheus dan Eurydice, lagu ini menggambarkan cinta yang rumit dengan banyak sisi yang bisa ditafsirkan. Alih-alih menceritakan ulang secara langsung, Hozier mengeksplorasi kisah ini dengan pendekatan yang segar dan berbeda.  Dalam Talk, Hozier menggambarkan tokohnya sebagai seorang narrator yang tidak dapat dipercaya. Pendengar ditempatkan dalam posisi Orpheus yang dibuai rayuan, sementara sang tokoh menjadi Eurydice.

2. Swan Upon Leda

The gateway to the world

The gun in a trembling hand

Where nature unmakes the boundary

The pillar of myth still stands

The swan upon Leda

Occupier upon ancient land

Dalam lagu ini, Hozier mengangkat mitologi Yunani tentang Leda and the Swan. Melalui lagu ini, Hozier tidak hanya menceritakan ulang kisah mitologis, tapi menggunakannya untuk menggambarkan penindasan terhadap perempuan yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Ia mengajak pendengar untuk merenungkan bagaimana kekuasaan, tubuh perempuan, dan warisan patriarki telah membentuk sejarah dan luka kolektif yang ditinggalkannya.

3. I, Carrion (Icarian)

And though I burn, how could I fall

When I am lifted by every word you say to me?

If anything could fall at all, it's the world

That falls away from me

Melalui lagu ini, Hozier menggambarkan perasaan jatuh cinta sebagai momen terbang bebas—seperti Icarus yang melayang tinggi di langit, penuh euforia. Namun, kita sebagai pendengar tahu bagaimana kisah Icarus berakhir: jatuh karena terlalu dekat dengan matahari. Menariknya, Hozier tidak pernah secara eksplisit menggambarkan kejatuhan Icarus. Ia membiarkan pendengar mengisi akhir ceritanya sendiri.

4. Abstract (Psychopomp)

The speed that you moved, the screech of the cars

The creature still moving, that slowed in your arms

The fear in its eyes, gone out in an instant

Dalam lagu ini, Hozier mengangkat kenangan masa kecilnya yang sangat membekas. Pada saat itu, ia menyaksikan seseorang berlari ke jalan untuk menyelamatkan hewan peliharaan milik orang lain yang tertabrak mobil. Dalam pandangan Hozier kecil, orang itu menjadi lebih dari sekadar penyelamat—ia menjelma sebagai psychopomp, makhluk mitologi yang membimbing jiwa menuju akhirat. Dalam konteks ini, sosok psychopomp yang dibayangkan lebih menyerupai Hermes, sang pembawa kedamaian di akhir perjalanan hidup, daripada Charon sang pengantar ke dunia bawah.

5. Eat Your Young

Get some

Pull up the ladder when the flood comes

Throw enough rope until the legs have swung

Seven new ways that you can eat your young

Jangan tertipu oleh judulnya yang mencolok—Eat Your Young bukan sekadar lagu dengan lirik yang mengguncang, tapi juga sindiran tajam terhadap generasi tua yang mengeksploitasi kaum muda demi keuntungan pribadi. Lagu ini terinspirasi dari satire A Modest Proposal dan mitologi Kronos yang memakan anak-anaknya. Eat Your Young menyuarakan bagaimana perang, ketimpangan, dan kerusakan lingkungan adalah bentuk “memakan” anak secara metaforis.

Dengan merangkai mitologi klasik ke dalam lirik penuh makna, Hozier membuktikan bahwa cerita-cerita lama masih relevan dalam membaca realitas hari ini. Kalau kamu suka musik yang gak cuma enak didengar tapi punya makna mendalam, maka kelima lagu Hozier yang cocok untuk kamu pencinta mitologi klasik wajib dimasukkan ke dalam playlist!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team