Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
The Beatles (instagram.com/thebeatles)
The Beatles (instagram.com/thebeatles)

Intinya sih...

  • "Tears in Heaven" - Eric Clapton: Lagu ini lahir dari tragedi kematian putra Clapton, penuh kejujuran dan kerentanan emosional.

  • "While My Guitar Gently Weeps" - The Beatles: Curahan hati tentang kecewa dan kesedihan terhadap dunia, dengan gitar yang ikut merasakan kesedihan penulisnya.

  • "The End" - The Doors: Refleksi mendalam tentang akhir kehidupan, perpisahan, dan kegelapan batin, dengan lirik simbolik yang menakutkan.

Tak semua lagu rock klasik membangkitkan semangat atau membuat kepala mengangguk. Di balik dentuman gitar dan gebukan drum, ada beberapa lagu yang justru menyimpan kesedihan mendalam. Lagu-lagu ini tidak selalu terang-terangan tentang duka, tapi ketika didengarkan dengan saksama, lirik dan melodinya perlahan meninggalkan jejak emosional yang tak mudah hilang.

Dari kehilangan orang tercinta hingga keresahan terhadap dunia, lagu-lagu rock klasik ini membuktikan bahwa rock juga bisa jadi medium yang sangat menyentuh. Bagi sebagian pendengar, lagu-lagu ini bukan sekadar musik, melainkan teman setia di saat sunyi dan ruang untuk menangis diam-diam. Siap-siap, karena daftar berikut ini bisa membuat air mata mengalir tanpa disadari.

1. “Tears in Heaven” – Eric Clapton

Tidak ada lagu yang menyayat hati sekuat “Tears in Heaven” milik Eric Clapton. Lagu ini lahir dari tragedi memilukan, yakni kematian putra Clapton yang masih kecil akibat terjatuh dari lantai 53 sebuah apartemen. Sebagai cara untuk menghadapi kesedihan, Clapton menulis lagu ini seolah ia sedang berbicara kepada anaknya di alam sana, berharap suatu hari bisa bertemu lagi di surga.

Lirik lagu “Tears in Heaven” penuh kejujuran dan kerentanan emosional yang jarang ditemukan dalam musik rock. Dengan iringan gitar akustik yang lembut dan nada vokal penuh rasa kehilangan, lagu ini terasa seperti doa yang dinyanyikan dengan air mata. Bagi banyak orang tua, lagu ini bukan sekadar musik tapi juga peringatan akan betapa rapuhnya hidup.

2. “While My Guitar Gently Weeps” – The Beatles

Ditulis George Harrison, lagu ini adalah curahan hati dari seseorang yang merasa hampa melihat dunia di sekitarnya. Dengan metafora gitar yang menangis, Harrison menyampaikan rasa kecewa dan sedih terhadap kurangnya kasih sayang dan empati di dunia. Lucunya, lagu ini juga menampilkan Eric Clapton sebagai gitaris tamu.

Gitar dalam lagu ini tidak hanya menjadi alat musik, tapi seperti makhluk hidup yang ikut merasakan kesedihan penulisnya. Permainan gitarnya yang pelan dan menyayat memberi kesan bahwa lagu ini tidak sekadar ingin didengar, tapi juga dirasakan. Harrison seolah mengajak kita semua merenung tentang mengapa cinta semakin langka di dunia.

3. “The End” – The Doors

Lagu “The End” bukan sekadar penutup sebuah album, tapi juga refleksi mendalam tentang akhir kehidupan, perpisahan, dan kegelapan batin. Dengan durasi panjang dan atmosfer mencekam, Jim Morrison menyanyikannya seperti sedang membaca puisi kematian. Liriknya yang simbolik membuat banyak ikut larut dalam kekosongan yang disampaikan.

“The End” adalah salah satu lagu paling suram yang pernah diciptakan dalam sejarah rock. Ia tidak menangis dengan air mata, tapi dengan keheningan yang menakutkan. Lagu ini adalah pelukan dingin dari kenyataan bahwa semua hal indah akan berakhir dan kadang kita tidak siap menghadapinya.

4. “Wish You Were Here” – Pink Floyd

Lagu dari Pink Floyd ini adalah surat terbuka bagi seorang teman yang telah pergi, baik secara fisik maupun emosional. Ditulis sebagai penghormatan untuk Syd Barrett, mantan anggota band yang mengalami gangguan mental, “Wish You Were Here” menyampaikan rasa kehilangan yang dalam dan kerinduan yang tak pernah bisa sepenuhnya terobati.

Dengan petikan gitar yang sederhana, lagu ini langsung menyentuh hati siapa pun yang pernah kehilangan seseorang. Tidak ada teriakan atau jeritan di lagu ini, hanya bisikan rindu yang terus mengalir. Dan di akhir lagu, kita semua mungkin akan bertanya dalam hati "Apakah mereka yang pergi juga merindukan kita?"

5. “Dust in the Wind” – Kansas

Sekilas, “Dust in the Wind” terdengar seperti lagu akustik sederhana dengan petikan gitar yang menenangkan. Namun, di balik musiknya yang lembut, lagu ini menyimpan pesan mendalam tentang kefanaan hidup. Kansas mengajak pendengarnya untuk merenungkan bahwa pada akhirnya, semua ambisi, harta, dan pencapaian akan sirna karena kita hanyalah debu di tengah angin.

Lagu ini tak berniat untuk membuat depresi, tapi lebih sebagai pengingat yang sunyi dan menyentuh tentang betapa singkatnya waktu kita di dunia. Kesedihan yang dihadirkan bukan karena kehilangan seseorang, tetapi karena kesadaran bahwa semua akan berlalu. “Dust in the Wind” membawa kesunyian yang membuat makna lagunya terasa makin dalam.

Lagu-lagu rock klasik tidak selalu tentang semangat dan pemberontakan. Kadang mereka menyimpan kesedihan yang lebih dalam dari sekadar lirik sedih. Lewat gitar, vokal, dan emosi yang jujur, kelima lagu ini menjadi pengingat bahwa bahkan musik yang keras pun bisa membuat air mata jatuh. Di antara semua lagu ini, mana yang paling menyentuh hatimu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team