Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Joe Kerry Djo
Joe Kerry memakai moniker Djo saat mengerjakan proyek musiknya (instagram.com/djotime)

Intinya sih...

  • "End of Beginning" - Djo

  • "Ego Death At A Bachelorette Party" - Hayley Williams

  • "hometown" - Jeremy Zucker

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kota asal atau kampung halaman bakal jadi bagian integral dalam hidup seseorang. Sebagai warlok, kamu tahu betapa bobrok dan menyebalkannya tempat itu. Bahkan gak sedikit yang merasa kalau meninggalkannya adalah keputusan terbaik. Namun, di sisi lain, kamu kadang merindukannya, terutama kenangan dan orang-orang terdekat yang masih ada di sana.

Sama seperti beberapa musisi berikut. Rasa benci dan cinta terhadap kampung halaman masing-masing disulap jadi lagu asyik yang liriknya bikin banyak orang ikut terenyuh. Penasaran atau kebetulan sedang homesick? Curi dengar lagu-lagu berikut dan tambahkan ke playlist bila perlu.

1. “End of Beginning” - Djo

And when I'm back in Chicago, I feel it

Another version of me, I was in it

I wave goodbye to the end of beginning

Viral di internet, “End of Beginning” ternyata adalah sebuah lagu yang ditulis Joe Kerry (Djo) tentang kota asalnya, Chicago. Ia mencoba mengingat lagi momen pertama kalinya merantau ke luar kota untuk mengejar karier di industri hiburan. Lagu ini pendek, gak bertele-tele, tetapi cukup mengena di telinga dan hati. Siapapun yang pernah merantau pasti pernah merasakannya.

2. “Ego Death At A Bachelorette Party”- Hayley Williams

I'll be the biggest star at this racist country singer's bar

No use shootin' for the moon, no use chasing waterfalls

Hayley Williams tidak menyensor dirinya saat mengekspresikan perasaan dan opini personalnya soat kota kelahirannya, Nashville. Ia merasa benar-benar tak cocok tinggal di tempat yang tidak mengapresiasi bakat dan visinya. Menariknya, “Ego Death At A Bachelorette Party” bukan satu-satunya lagu tentang Nashville yang pernah ditulis Williams. Dalam album yang sama, Williams juga merilis lagu “True Believer” yang mengkritik naiknya popularitas kelompok konservatif dan agamais yang menurutnya munafik.

3. “hometown” - Jeremy Zucker

potret Jeremy Zucker dan Alexander 23 (instagram.com/alexander23)

Turning your back on your whole damn life

Like, oh, wow, look at you now

A little too good for your old hometown, yeah

He's got it all figured out

How does it feel looking down?

Dalam album Garden State, Jeremy Zucker banyak membahas nostalgia. Salah satunya terpampang jelas dalam lagu “hometown”. Lagu ini adalah potret berimbang antara perasaan rindu dan lelah dengan kampung halaman. Ia tidak menampik kalau kampung halaman memang bikin kita merasakan sensasi nostalgia, tetapi di sisi lain tempat itu tak bisa lagi mengakomodasi ambisi-ambisinya.

4. “Scott Street” - Phoebe Bridgers

Phoebe Bridgers menang Grammy Awards 2024. (instagram.com/recordingacademy)

Walking Scott Street, feeling like a stranger

With an open heart, open container

I've got a stack of mail and a tall can

It's a shower beer, it's a payment plan

“Scott Street” bisa dilihat sebagai lagu yang mengungkap rasa alienasi. Tidak hanya karena kamu merasa tak lagi merasa cocok dengan kota asalmu, tetapi karena kecenderungan orang-orang yang menaruh ekspektasi padamu selama kamu merantau. Seolah pertanyaan basa-basi mereka terasa seperti investigasi. Pernah merasa begitu?

5. “Slipping Through My Fingers” - ABBA

Schoolbag in hand, she leaves home in the early morning

Waving goodbye with an absent-minded smile

I watch her go with a surge of that well-known sadness

And I have to sit down for a while

Tak heran kalau lagu ini jadi soundtrack film Mamma Mia! (2008). Sesuai konteks, ini adalah lagu yang dinyanyikan dari sudut pandang seorang ibu yang melihat anak perempuannya tumbuh besar. Perlahan tapi pasti, mereka akan punya kehidupan sendiri dan ini bakal bikin ibu mengalami dilema hebat: antara sedih dan bangga. Meski ditulis dari sudut pandang orangtua, kamu para perantau seolah diingatkan untuk mengingat orang terdekatmu di kampung halaman.

6. “Big” - Fontaines D.C.

Dublin in the rain is mine

A pregnant city with a catholic mind

Starch those sheets for the birdhouse jail

All mescalined when the past is stale, pale

Berasal dari Dublin dan kini lebih banyak menghabiskan waktu di London, Inggris karena pekerjaan, band post-punk Fontaines D.C. pun sering bikin surat cinta untuk kampung halaman mereka. Salah satunya di lagu “Big”. Meski spesifik bernapaskan Dublin, lagu ini cocok didengar siapapun yang pernah diremehkan mimpinya dan akhirnya berhasil meraihnya ketika tinggal jauh dari kota asal.

Kampung halaman atau kota asal memang seunik itu posisinya dalam hidup manusia. Ia bisa bikin kita merasakan beragam emosi yang kadang sulit dijelaskan. Rindu, benci, kesal, bosan, bangga, familier, tetapi juga kenangan pahit manisnya yang bikin ingin pulang kapan-kapan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team