Pernah dengar istilah self-criticism atau mengkritik diri sendiri, bukan? Mungkin hal ini sudah sering kamu lakukan. Tentunya ini wajar bila dilakukan dalam batasan-batasan tertentu. Halamova, dkk dalam penelitiannya yang berjudul "The Factor Structure of the Forms of Self-Criticising/Attacking & Self-Reassuring Scale in Thirteen Distinct Populations", berargumen bahwa ada dua jenis pola mengkritik diri sendiri yang berkembang di masyarakat.
Pola pertama adalah mengkritik diri sendiri yang berhubungan dengan kesadaran akan adanya kekurangan dan ketidak mampuan, tetapi diiringi dengan keinginan untuk memperbaiki diri. Pola kedua ditemukan ketika kesadaran ketidak mampuan menjadi motivasi untuk tidak menyukai bahkan membenci diri sendiri. Kedua bentuk self-criticism tadi bisa dijadikan cara untuk mendiagnosa kondisi psikis atau mental seseorang. Tentunya dengan bantuan profesional bukan diagnosa mandiri.
Sebenarnya tak ada yang salah dengan mengkritisi diri sendiri sesekali. Ini dibutuhkan untuk membangun kerendahan hati serta membuka ruang untuk mengembangkan diri. Asalkan masih dalam batas wajar dan kamu bisa mengelolanya dengan baik.
Sama dengan beberapa musisi yang menggubah kritik pada diri sendiri jadi sebuah lagu. Ada juga dari album Midnight milik Taylor Swift, nih. Bisa tebak yang mana?