8 Lagu yang Angkat Isu Penyalahgunaan Senjata, Tragis!   

Meski groovy, lagu "Pumped Up Kicks" yang dirilis perdana pada 2010 tersebut ditulis dari sudut pandang seorang remaja yang membayangkan melakukan penembakan massal di sekolahnya. Pumped up kicks sendiri merupakan sebutan untuk sepatu karet yang pada tahun 1990-an cukup populer di Amerika. 

Liriknya cukup mengerikan. Lagu ini sempat jadi kontroversi karena dianggap mengglorifikasi kekerasan dan penggunaan senjata. Melansir wawancara Mark Foster, sang vokalis dengan NME, ia mengaku hanya ingin meningkatkan awareness tentang isu kesehatan mental dan penyalahgunaan senjata di kalangan remaja Amerika Serikat. 

Pada tahun 2018, Kane Brown juga merilis lagu serupa berjudul "American Bad Dream". Ia terinspirasi dari berbagai pemberitaan mengerikan tentang peningkatan kasus penembakan massal di sekolah. Menurutnya, di masa lalu, ia tak memiliki kekhawatiran tersebut.

Lewat lagunya, Brown mencoba mengkritisi bagaimana sistem dan lingkungan berpengaruh pada fenomena tersebut. Lagu tersebut disertakan dalam album keduanya, Experiment. 

Pada tahun yang sama musisi Donald Glover merilis sebuah lagu dan video musik dengan moniker Childish Gambino di kanal YouTube. Lagu berjudul "This Is America" ini cukup eksplisit memotret kekerasan dengan senjata api yang umum terjadi di Amerika Serikat. 

Meski kontroversial, lagu dan video teatrikalnya viral. Bahkan lagu ini mengantarkan Glover merebut piala Grammy pertamanya untuk kategori Song Of The Year. 

"Darkness" dirilis Eminem pada 2020 sebagai single dari album Music to Be Murdered By. Lagu ini cukup prominen karena merepresentasikan tuntutan banyak orang Amerika Serikat tentang pentingnya regulasi kepemilikan senjata yang lebih ketat. 

Liriknya cukup kuat, Eminem terlihat mengambil banyak referensi dari penembakan massal di sebuah konser musik di Las Vegas pada 2017. Kasus tersebut merupakan salah satu tragedi terburuk sepanjang sejarah Amerika. 

"Bang Bang" yang merupakan bagian dari album Revolution Radio milik Green Day ditulis dari sudut pandang seseorang yang melakukan penembakan massal. Melalui majalah Rolling Stone, Billie Joe Armstrong mengaku bahwa di era digital, penembakan massal makin merajalela karena kecenderungan orang menjadi narsistik ketika mengenal media sosial. 

Tak hanya melakukan kekejaman dengan membunuh orang serampangan, tak sedikit dari pelaku yang merekam aksi mereka untuk dapat pengakuan. Miris dan tragis. 

Serupa dengan lagu sebelumnya, "Pigs" ciptaan rapper Tyler, The Creator juga ditulis dari sudut pandang pelaku penyalahgunaan senjata. Melalui akun Twitter personalnya, Tyler mengaku menulis spesifik tentang duo SMA Columbine, Eric Harris dan Dylan Klebold. 

Lagu ini dikemas lewat melodi yang menghantui. Ditambah lirik yang juga menyenggol isu perundungan serta strata sosial di sekolah-sekolah Amerika. 

Bertempo lambat ala musik ballad, "Looking For America" adalah sebuah ekspresi duka cita yang dipersembahkan Lana Del Rey untuk para korban penembakan massal di El Paso,Texas dan Dayton, Ohio. Keduanya terjadi di tahun yang sama, 2019. 

Dalam liriknya, Lana mencoba membayangkan Amerika yang aman dari senjata dan orang-orang tak perlu khawatir ketika bepergian keluar rumah. Namun, semua sepertinya masih jauh dari realita. 

Dalam album terbarunya yang rilis Oktober 2022 ini, The 1975 melepas sebuah lagu menarik berjudul "Looking for Somebody (To Love)". Sama dengan "Pumped Up Kicks", melodinya upbeat dan catchy, tetapi dari liriknya cukup mengerikan. 

Matty Healy dan kawan-kawan mencoba mengkritik maskulinitas toksik dan misogini yang sering dijadikan motif oleh para pelaku penembakan massal. Salah satunya Elliot Rodger, pemuda Amerika yang melancarkan aksi kejinya setelah gagal mendapatkan pasangan. Motif tersebut ia utarakan lewat video yang ia unggah sesaat sebelum peristiwa tragis itu terjadi. 

Dari tahun ke tahun, lagu berisi kritik tentang penyalahgunaan senjata masih terus digaungkan. Artinya memang belum ada upaya nyata yang bisa mengurangi risiko kekerasan tersebut terjadi di masa depan. Miris banget.