Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kiawentiio dan Ian Ousley dalam serial Avatar: The Last Airbender (dok. Netflix/Avatar: The Last Airbender)

Artikel ini mengandung spoiler bagi yang belum menonton Avatar: The Last Airbender

Setelah menghibur jutaan penonton lewat One Piece (2023), Netflix kembali mempersembahkan serial adaptasi live action berjudul Avatar: The Last Airbender (2024). Tayang sejak Kamis (22/2/2024), serial yang dikembangkan oleh Albert Kim (Sleepy Hollow, Pantheon) ini saduran dari serial animasi besutan Nickelodeon berjudul sama yang dirilis pada 2005—2008.

Berjumlah delapan episode, Avatar: The Last Airbender mengikuti petualangan Aang (Gordon Cormier), pengendali udara terakhir, dalam menguasai keempat elemen, yakni udara, air, tanah, dan api, serta menghentikan Negara Api yang ingin menguasai dunia. Aang tak sendirian, perjalanannya diwarnai oleh kehangatan dari dua sahabatnya, Katara (Kiawentiio) dan Sokka (Ian Ousley), dan rintangan dari sang rival, Zuko (Dallas Liu).

Selain aksi para pengendali elemen tersebut, serial Netflix ini juga menampilkan beberapa lokasi fiksi yang menuai decak kagum berkat efek visualnya. Delapan di antaranya bahkan sangat mirip dengan versi animasinya, sehingga membuat penonton merasa seolah-olah berada di dunia Avatar.

1. Southern Air Temple

Lim Kay Siu dalam serial Avatar: The Last Airbender (dok. Netflix/Avatar: The Last Airbender)

Southern Air Temple adalah salah satu dari empat kuil udara yang menjadi rumah bagi para pengendali udara. Di sini, Aang (Gordon Cormier), sang Avatar, dibesarkan dan dilatih oleh Gyatso (Lim Kay Siu), gurunya yang juga sahabatnya. Southern Air Temple memiliki arsitektur yang indah, yang berhasil diwujudkan lewat efek visual yang memanjakan mata.

Namun, Southern Air Temple juga menyimpan kisah tragis. Seratus tahun sebelum cerita dimulai, Negara Api menyerang kuil ini dengan bantuan komet Sozin, yang meningkatkan kekuatan api mereka. Mereka membantai semua pengendali udara yang ada di sana, termasuk Gyatso. Aang sendiri lolos dari serangan itu karena ia terperangkap dalam es bersama Appa, bison terbangnya, selama seratus tahun.

2. Wolf Cove

Editorial Team

Tonton lebih seru di