Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Marisa Annisa di A Normal Woman, Perempuan Banyak Jadi People Pleaser.jpg
Marissa Anita di konferensi pers film A Normal Woman di XXI Plaza Senayan, Rabu (23/7/2025) (dok. Istimewa/Netflix)

Jakarta, IDN Times – Marissa Anita menjadi sorotan besar berkat perannya sebagai Milla dalam film A Normal Woman (2025). Dalam konferensi pers di XXI Plaza Senayan, Rabu (23/7/2025), mantan jurnalis ini berbagi cerita tentang perjalanan membangun karakter kompleks tersebut. Tak sendiri, ia ditemani para bintang lain seperti Dion Wiyoko, Widyawati, Mima Shafa, dan Gisella Anastasia.

Film garapan sutradara Lucky Kuswandi ini tak hanya menghibur, tetapi juga menggali isu mental health yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai aktris yang dikenal versatile, Marissa membawa kedalaman emosional ke dalam peran ini. Penasaran seperti proses di baliknya? Yuk, simak!

1. Sebut karakter Milla terinspirasi dari buku The Myth of Normal karya Gabor Maté

Marissa Anita di konferensi pers film A Normal Woman di XXI Plaza Senayan, Rabu (23/7/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Marissa menceritakan bahwa karakter Milla adalah sosok yang kompleks, penuh emosi, dan memiliki banyak lapisan. Dan tentunya buat seorang aktor, mungkin itu menjadi tantangan.

Ketika ditanya bagaimana prosesnya, Marissa menjawab dengan "menyenangkan," sambil tersenyum. Uniknya, inspirasi karakternya datang saat diskusi dengan Lucky di sebuah kafe di Plaza Senayan.

"Karena 'kan sebenernya film ini juga munculnya terinspirasinya dari buku gitu. Dan pas Lucky cerita, aku masih inget banget. Di mall ini kita lagi ngopi. Udah gitu dia tiba-tiba bawa buku tebal itu. The Myth of Normal, Gabor Maté," ceritanya sambil tertawa kecil.

Buku itu menjadi dasar, yang mengajarkan bahwa ketidakseimbangan antara pikiran, psikis, dan fisik bisa terdeteksi lewat tanda-tanda fisik.

"Kalau misalnya kita itu tidak selaras dalam tubuh kita: pikiran, psikis dan fisik, pasti fisiknya tuh nanti ngasih tau, nih. Mungkin kalau zaman sekarang teman-teman banyak banget 'kan yang kena asam lambung. Stress ya, 'kan?” tambahnya.

2. Marissa sebut banyak perempuan yang jadi people pleaser

Marissa Anita di konferensi pers film A Normal Woman di XXI Plaza Senayan, Rabu (23/7/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Tak hanya masalah fisik, Marissa juga berbagi pandangannya tentang fenomena people pleasing di kalangan perempuan.

"Pernah jadi people pleaser, 'kan? Ya, 'kan? Apalagi perempuan. Perempuan itu lebih rawan people pleasing," katanya.

Ia menjelaskan kalau perempuan sering dikotak-kotakan dengan ekspektasi sosial. Atau dengan kata lain, harus sesuai "standar."

"Pasti teman-teman perempuan atau teman-teman laki-laki yang punya seorang ibu pernah melihat ibunya harus berperilaku demikian. Untuk apa? Diterima. Diterima itu 'kan artinya dicintai," ujarnya.

Namun, ia menekankan kalau dicintai sesungguhnya adalah diterima apa adanya. Baginya, selama ini Milla tidak diterima apa adanya, sehingga dia harus membentuk dirinya untuk menyenangkan orang lain.

"Kita semua pernah mengalami itu, termasuk saya," tuturnya.

3. Jangan lupa untuk memberi ke diri sendiri dulu sebelum orang lain

Marissa Anita di konferensi pers film A Normal Woman di XXI Plaza Senayan, Rabu (23/7/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Dari peran Milla, Marissa belajar pelajaran berharga. Dalam hidup, jangan lupa untuk memberi ke diri sendiri supaya bisa terus penuh memberi ke orang lain.

"Seperti pohon yang berakar dengan sangat kuat, sehingga ketika kita harus menghadapi hidup yang banyak naik turunnya kita akan tetap mengakar dan bisa terus memberi,” ungkapnya.

Pesan ini menjadi inti dari perjalanan Milla di film A Normal Woman, mengajak penonton untuk mencintai diri sendiri sebagai fondasi untuk mencintai orang lain.

A Normal Woman sendiri mengisahkan Milla, sosialita Jakarta yang hidupnya berubah drastis akibat penyakit misterius dan tekanan sosial. Film ini tayang di Netflix sejak 24 Juli 2025.

Editorial Team