potret acara Power Lunch “Membangun Percapakan Global Lewat Entertainment” yang berlangsung pada Rabu (8/10/2025)
Sementara itu, dalam konteks film, Visinema melihat industri perfilman Indonesia kini tengah bergerak ke fase baru, dari yang sekadar produksi konten menuju bisnis hiburan berbasis ekosistem dan Intellectual Property (IP). Menurut data Lokadata (2025), film horor masih mendominasi bioskop dengan pangsa sekitar 55 persen dari total penonton nasional, menunjukkan bahwa selera pasar kuat terhadap genre tersebut. Namun, di tengah tren tersebut, Visinema justru memilih jalur berbeda dengan menghadirkan cerita yang berakar dari nilai-nilai kehidupan dan realitas sosial, dengan pendekatan naratif yang lebih emosional dan universal.
“Industri film nasional sedang tumbuh pesat, tapi yang penting bukan hanya mengikuti tren, melainkan membangun cerita yang punya napas panjang, kami percaya film bukan sekadar produk akhir, tapi medium untuk mendistribusikan cerita. Dari situ, IP bisa berkembang ke bentuk lain seperti serial, musik dan merchandise sehingga menciptakan ekosistem ekonomi budaya yang berkelanjutan,” kata Angga Dwimas Sasongko, CEO Visinema.
Nah, salah satu implementasi dari visi tersebut adalah proyek animasi JUMBO yang berakar dari nilai-nilai keluarga dan dikembangkan sebagai long-term IP dengan rencana produksi hingga 5 tahun ke depan.
"JUMBO kami bangun dengan economic runway yang panjang agar proses kreatifnya matang. Kreator butuh waktu untuk menciptakan sesuatu yang relevan lintas generasi,” lanjutnya.
Pertumbuhan film lokal yang semakin signifikan juga memperkuat argumen tersebut. Dalam 3 tahun terakhir, market share film Indonesia telah menembus lebih dari 50 persen, menandakan bahwa penonton semakin percaya pada cerita dari rumah sendiri.
Menurut Angga, berbeda dari platform digital yang viral tapi cepat berlalu, bioskop juga memiliki peran yang sangat penting, yang dalam hal ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat menonton, tetapi juga menjadi ruang budaya yang memperkuat hubungan antara karya dan publik.