5 Pelaku Bullying Terburuk yang Pernah Ada dalam Anime, Jangan Ditiru!

Dalam seri My Hero Academia, Bakugo Katsuki memang ditampilkan sebagai salah satu protagonis utama. Meskipun begitu, kita tetap tidak dapat melupakan fakta bahwa Bakugo adalah pelaku bullying. Selama bertahun-tahun, Bakugo sudah memperlakukan Deku dengan sangat buruk.

Semuanya dimulai ketika Bakugo terjatuh ke dalam sungai kecil saat keduanya masih kecil. Saat itu, Deku mencoba untuk membantu Bakugo dengan mengulurkan tangannya. Meskipun Deku hanya ingin membantu, namun Bakugo menganggap hal tersebut sebagai penghinaan. Bakugo merasa direndahkan karena seorang Quirkless seperti Deku berani mencoba untuk membantunya.

Sejak saat itu, Bakugo terus merundung Deku hingga keduanya tumbuh remaja. Perilaku terburuk Bakugo dibuktikan pada episode pertama, di mana dirinya menyuruh Deku untuk melompat dari atap gedung hanya karena Deku dilahirkan tanpa Quirk. Pada kilas balik, terlihat juga Deku pernah melindungi seorang anak dari Bakugo, yang membuktikan bahwa Deku bukanlah satu-satunya korban Bakugo.

Tomoo adalah anak yang tinggal di panti asuhan yang sama dengan Lucy saat mereka kecil. Bisa dibilang, Tomoo adalah orang yang telah membuat Lucy membenci manusia. Karena Lucy memiliki tanduk, Tomoo dan teman-temannya tidak pernah berhenti merundung Lucy.

Hingga suatu hari, Lucy secara tidak sengaja menemukan seekor anak anjing. Karena Lucy sangat kesepian, Lucy sangat menyayangi anak anjing tersebut dan menjadikannya sebagai temannya. Namun, ketika Tomoo mengetahui hal tersebut, Tomoo dengan kejam membunuh anak anjing tersebut di hadapan Lucy. Hal tersebutlah yang akhirnya membentuk Lucy untuk menjadi pembunuh yang mengerikan.

Yumiko Miura adalah gadis paling populer di sekolahnya. Karena popularitasnya, Yumiko berdiri di hierarki tertinggi dan hal tersebutlah yang membuatnya menjadi sangat sombong. Yumiko juga selalu menganggap orang lain lebih rendah darinya, sehingga dirinya sering memperlakukan orang lain dengan sesuka hatinya.

Tidak diragukan lagi bahwa Yumiko adalah tipe karakter yang menyebalkan. Yumiko sangat membenci penolakan dan dirinya selalu ingin semuanya berjalan seperti apa yang ia harapkan. Sombong, arogan, dan angkuh, tidak mengherankan jika banyak penggemar yang tidak menyukai karakter yang satu ini.

Takamiya adalah tipe antagonis yang ingin selalu menghancurkan sang protagonis. Bersama ketiga temannya, Katsusawa, Sunigami, dan Yamazaki, Takamiya sering merundung siswa lainnya, termasuk anggota klub Little Busters.

Takamiya selalu merundung anggota Little Busters dengan cara yang buruk, seperti merusak barang-barang mereka, menyebarkan rumor palsu tentang mereka, hingga membuat siswa lain untuk membenci mereka. Meskipun Takamiya sangat menyebalkan, namun melihatnya mendapatkan karmanya adalah salah satu momen paling memuaskan dalam seri ini.

Meskipun Shoya Ishida adalah seorang pelaku bullying, namun sulit rasanya untuk membenci karakter yang satu ini. Pasalnya, Shoya mendapatkan karma atas tindakannya dan dirinya mengaku menyesal. Shoya pertama kali diperkenalkan sebagai anak nakal di sekolahnya.

Ketika seorang gadis tuli, Shoko Nishimiya, bergabung dengan kelasnya, Shoya mulai merundung Shoko hanya untuk bersenang-senang. Meskipun Shoko sebenarnya adalah gadis baik hati yang hanya ingin berteman dengan semua orang, Shoya sangat membencinya hanya karena dirinya tidak dapat mendengar.

Ketika perundungan Shoya mulai melewati batas, orang tua Shoko memutuskan untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain. Akibatnya, Shoya disalahkan atas hal tersebut. Kini, semua orang mulai menjauhinya. Bahkan, orang-orang yang sebelumnya ikut merundung Shoko kini berbalik merundung Shoya. Hal tersebut membuat Shoya sangat menyesal, sehingga dirinya berharap dapat kembali bertemu dengan Shoko untuk meminta maaf.

Kelima karakter di atas sudah membuktikan bahwa tidak ada hal positif yang didapatkan dari bullying. Akan lebih indah jika kita berteman dengan semua orang dan menerima setiap perbedaan yang ada. Jadi, perilaku kelima karakter di atas jangan ditiru, ya!