Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rose Byrne (paling kanan) dalam Insidious: Chapter 2
Rose Byrne (paling kanan) dalam Insidious: Chapter 2 (dok. Sony Pictures/Insidious: Chapter 2)

Intinya sih...

  • Rose Byrne berperan sebagai Renai Lambert di Insidious: Chapter 2, memberikan penampilan yang nyata dan menegangkan di tengah adegan berlebihan dan konsep supranatural yang konyol.

  • Philip Seymour Hoffman tampil jenaka dan berani keluar dari zona nyamannya sebagai Sandy Lyle di Along Came Polly, membuat karakternya tak terlupakan meski filmnya generik.

  • Benicio Del Toro memerankan Alejandro Gillick dalam Sicario: Day of the Soldado dengan intensitas emosional yang mengingatkan penonton bahwa karakter ini memiliki kedalaman emosional, meski filmnya kehilangan fokus.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Terkadang, akting luar biasa tidak selalu datang dari film yang hebat. Ada banyak aktor memberikan penampilan luar biasa dengan penuh emosi, kedalaman, dan dedikasi, tetapi sayangnya harus tenggelam di tengah naskah lemah, arahan kacau, atau ide film yang gagal dieksekusi.

Dari horor berlebihan hingga sekuel tak seimbang, beberapa aktor ini tetap memberi segalanya di depan kamera dan hasilnya adalah penampilan yang layak mendapatkan penghargaan, meski filmnya sendiri tidak pantas disandingkan. Inilah lima aktor dengan akting brilian yang bersinar terang di tengah film buruk yang justru meredupkan pesonanya.

1. Rose Byrne sebagai Renai Lambert – Insidious: Chapter 2 (2013)

Rose Byrne dalam Insidious: Chapter 2 (dok. Sony Pictures/Insidious: Chapter 2)

Aktris Rose Byrne membuktikan bahwa bahkan film horor bisa memiliki penampilan yang berkelas. Dalam Insidious: Chapter 2, ia berperan sebagai Renai Lambert, seorang ibu yang berjuang menghadapi kekuatan jahat yang menyerang keluarganya.

Dengan arahan James Wan, film ini memang penuh adegan berlebihan dan konsep supranatural yang kadang terasa konyol, tetapi Byrne berhasil membuatnya terasa nyata dan menegangkan. Ia menghadirkan keseimbangan antara ketakutan dan keteguhan hati seorang ibu yang ingin melindungi anak-anaknya.

Byrne menjiwai karakternya dengan intensitas emosional yang membuat cerita yang nyaris tak masuk akal pun tetap terasa mengena. Tanpa kehadirannya, Insidious: Chapter 2 mungkin akan kehilangan pijakan emosionalnya sepenuhnya.

2. Philip Seymour Hoffman sebagai Sandy Lyle – Along Came Polly (2004)

Philip Seymour Hoffman (kiri) dalam Along Came Polly (dok. Universal Pictures/Along Came Polly)

Philip Seymour Hoffman terkenal karena kemampuannya bertransformasi dalam berbagai peran serius. Namun, dalam komedi romantis Along Came Polly, ia justru tampil begitu jenaka dan berani keluar dari zona nyamannya. Sebagai seorang mantan bintang cilik yang kini hidup tanpa arah, Hoffman mencuri perhatian di setiap adegan dengan gestur berlebihan, tapi mengena.

Meski filmnya sendiri hanya menjadi salah satu dari sekian banyak romcom generik era 2000-an, Hoffman berhasil membuat karakternya tak terlupakan. Kebiasaan anehnya menirukan adegan aksi hingga kepercayaan dirinya yang absurd, semuanya dimainkan dengan kecerdikan luar biasa. Ia mengubah karakter yang seharusnya datar menjadi ikon komedi yang benar-benar hidup!

3. Benicio Del Toro sebagai Alejandro Gillick – Sicario: Day of the Soldado (2018)

Benicio Del Toro dalam Sicario: Day of the Soldado (dok. Lionsgate/Sicario: Day of the Soldado)

Benicio Del Toro dikenal sebagai aktor yang penuh karisma misterius, dan perannya sebagai Alejandro Gillick dalam Sicario pertama mendapat banyak pujian. Namun, dalam sekuelnya, Day of the Soldado, yang kehilangan arah dan intensitas aslinya, Del Toro tetap tampil memukau. Ia memerankan sosok pembunuh profesional yang kejam, tapi memiliki sisi moral kompleks.

Di tengah cerita yang lebih berisik dan tidak seimbang, Del Toro menjadi pusat gravitasi film. Tatapan mata tajam dan cara bicaranya yang tenang, tapi berbahaya, membuat setiap adegan terasa menegangkan. Bahkan ketika filmnya kehilangan fokus, akting Del Toro tetap mengingatkan penonton bahwa karakter ini memiliki kedalaman emosional.

4. Ernie Hudson sebagai Solomon – The Hand That Rocks the Cradle (1992)

Ernie Hudson dalam The Hand That Rocks the Cradle (dok. Hollywood Pictures/The Hand That Rocks the Cradle)

Ernie Hudson memberikan salah satu penampilan paling menyentuh dalam kariernya lewat film thriller The Hand That Rocks the Cradle. Ia berperan sebagai Solomon, seorang pekerja rumah tangga dengan keterbatasan intelektual yang justru menjadi satu-satunya karakter yang melihat bahaya sesungguhnya.

Sayangnya, film ini terlalu berlebihan dalam dramanya hingga kehilangan kredibilitas. Namun, Hudson bermain dengan ketulusan luar biasa. Ia tidak pernah menjadikan disabilitas karakternya sebagai bahan sensasi, melainkan memperlihatkan sisi kemanusiaan yang lembut dan penuh keberanian. Dalam film yang didominasi oleh intrik dan histeria, akting Hudson menjadi satu-satunya elemen yang benar-benar menyentuh hati penonton.

5. Ralph Fiennes dan Emily Watson sebagai Francis Dolarhyde dan Reba McClane – Red Dragon (2002)

Ralph Fiennes dan Emily Watson dalam Red Dragon (dok. Universal Pictures/Red Dragon)

Red Dragon memiliki jajaran aktor luar biasa, tetapi sayangnya jatuh karena penyutradaraan Brett Ratner yang datar. Meski begitu, duet Ralph Fiennes dan Emily Watson berhasil menghidupkan inti emosional film dengan luar biasa. Fiennes tampil mengerikan sekaligus tragis sebagai pembunuh berantai yang haus akan pengakuan, sementara Watson menghadirkan ketulusan lembut sebagai wanita buta yang melihat kebaikan dalam dirinya.

Keduanya menghadirkan dinamika yang rapuh dan menegangkan yakni cinta, rasa takut, dan keputusasaan berpadu dalam setiap tatapan dan dialog. Meski filmnya tak sepadan dengan akting mereka, adegan antara Fiennes dan Watson menjadi bukti bahwa dua aktor hebat bisa mengubah naskah terlemah menjadi sesuatu yang berkesan.

Meski film-film ini gagal mencetak kesuksesan besar, tetapi penampilan para aktornya menjadi bukti bahwa talenta sejati selalu bersinar, bahkan di tengah kekacauan. Nah, dari lima penampilan luar biasa ini, menurut kamu siapa yang paling pantas mendapat Oscar meski filmnya sendiri mengecewakan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team