Poster Curry & Cyanide: The Jolly Joseph Case (Imdb.com/Curry & Cyanide: The Jolly Joseph Case)
Sepanjang menonton film ini, kita dibuat bertanya-tanya, apakah Jolly Joseph menyesali perbuatannya. Melalui reka adegan perbincangannya dengan Renji Wilson, sang adik ipar, di bagian akhir film ini, Jolly diceritakan tidak menunjukkan rasa bersalah.
"Katanya di Alkitab, sebanyak apa pun dosa kita, Tuhan akan mengampuni kita. Dia juga akan mengampuniku," ujar Renji menirukan kalimat Jolly.
Ending film ini juga membahas apa apakah kasus Jolly Joseph ini termasuk pembunuhan berantai atau bukan, sebab karakteristiknya agak berbeda dibanding pembunuhan berantai pada umumnya.
DR.V. V. Pillay, Kepala Pusat Pengendalian Racun di Institut Kedokteran Amrita, Kerala, menyampaikan bahwa Jolly melakukan riset soal penggunaan racun yang tepat hingga bisa memperkirakan waktu sianida tersebut hilang dari tubuh.
"Namun meski dalam kasus ini, terduga pelaku membunuh beberapa orang dalam jangka waktu tertentu, dia bukan pembunuh berantai klasik, karena motif-motifnya sangat berbeda," ujar Pillay.
Dr. Meghna Srivastav, Ahli Psikologi Kriminal dan Legal berkata, pembunuhan dikatakan berantai jika dilakukan terhadap lebih dari dua orang dan di antara periode tenang. Selain itu, ada ciri khas khusus yang sama.
"Entah kita ingin menyebutnya pembunuh berantai atau tidak, satu-satunya hal yang konsisten adalah penggunaan sianida sebagai racun, tapi sepertinya dia juga punya motif yang masuk akal, yaitu keuntungan finansial," ungkap Dr. Meghna Srivastav.