Penjelasan Ending Film Inside Out 2, Beri Banyak Pelajaran Berharga

Jakarta, IDN Times - Inside Out 2 melanjutkan kisahnya, di mana kini Riley sudah beranjak remaja dan ada empat emosi baru dalam dirinya yang sedang pubertas. Keempat emosi itu mencoba mengambil alih pikiran Riley dengan dalih membangun masa depan.
Namun, konflik terjadi antara Joy cs dan keempat emosi baru tadi. Sebab, Joy cs ingin bekerja sama, tapi Anxiety, Envy, Ennui, dan Embarrassement lebih ingin berkuasa. Mereka menganggap emosi bahagia, sedih, takut, marah, dan jijik tidak penting untuk Riley remaja. Lantas, bagaimana akhir kisahnya? Apakah mereka bisa bekerja sama? Berikut penjelasan ending film Inside Out 2.
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler!
1. Anxiety berkuasa, Riley terkena serangan panik
Anxiety dan kawan-kawan berhasil menyingkirkan Joy cs keluar dari Headquarters dan tak bisa mengendalikan konsol pikiran Riley. Alhasil, Anxiety yang lebih dominan di antara Envy, Ennui, dan Embarrassement pun menguasai tubuh dan pikiran Riley.
Riley yang saat itu sedang memusingkan soal apakah ia akan mendapat nilai positif dari pelatih hoki SMA impiannya, kian terbebani dengan rasa cemas mengenai masa depannya di dunia hoki. Cemas berlebih membuat Riley latihan hampir tiada henti.
Saat sedang mengikuti pertandingan hoki di hari terakhir booth camp, ia melakukan pelanggaran dan "dihukum" masuk kotak penalti selama 2 menit. Saat itulah Anxiety makin bekerja keras dalam pikiran Riley, membuat gadis itu dilanda kecemasan berlebih dan serangan panik.
Beruntung, Joy cs kembali ke Headquarters dan bersama Envy, Ennui, juga Embarrassement mereka mencoba menghentikan Anxiety. Aksinya berhasil dihentikan, Riley pun jauh lebih tenang, rileks, dan mulai bisa berpikir jernih lagi. Di satu sisi dua sahabat Riley juga datang menghampirinya yang membuat kondisi gadis itu jauh lebih baik lagi.