Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
salah satu adegan dalam episode terakhir Jujutsu Kaisen Season 2 (dok. MAPPA/Jujutsu Kaisen)

Serial anime Jujutsu Kaisen Season 2 akhirnya menayangkan episode finalnya pada Kamis (28/12/2023) malam. Anime ini kembali menuai pujian dengan eksekusi adegan laga yang keren dan cerita yang kian runyam.

Menunjukkan akhir dari Shibuya Incident Arc, Jujutsu Kaisen Season 2 episode 23 menyimpan banyak informasi dan petunjuk penting untuk musim selanjutnya. Agar lebih paham, yuk, baca dulu penjelasan ending Jujutsu Kaisen Season 2 ini.

1. Kenjaku, yang menguasai tubuh Geto, memakai teknik kutukan Mahito untuk menghidupkan energi Jujutsu dalam tubuh banyak orang

salah satu adegan dalam episode terakhir Jujutsu Kaisen Season 2 (dok. MAPPA/Jujutsu Kaisen)

Dalam anime Jujutsu Kaisen Season 2 episode 23, Yuki Tsukumo akhirnya kembali muncul. Ia mencegah Uraume dan Geto (yang dikuasai Kenjaku) untuk membantai para murid sekolah Jujutsu. Sambil mengulur waktu agar mereka bisa diselamatkan, Yuki mengungkit rencana Geto untuk memicu evolusi manusia biasa.

Kenjaku, yang menguasai tubuh Geto, tak disangka-sangka memakai teknik kutukan Mahito secara besar-besaran. Ia berencana menghidupkan potensi Jujutsu dalam diri orang-orang. Ada dua tipe orang yang terpengaruh oleh teknik ini. Pertama adalah yang mampu bertahan setelah menelan benda terkutuk seperti Yuji Itadori. Kedua adalah mereka yang sebenarnya punya teknik kutukan, tetapi potensinya tertutup karena otaknya menyerupai manusia biasa, seperti Junpei Yoshino.

Kenjaku ternyata juga membuat perjanjian dengan banyak penyihir dari berbagai masa. Mereka bisa dihidupkan kembali pada masa sekarang dalam tubuh manusia-manusia yang teknik kutukannya diaktifkan oleh kekuatan Mahito ini. Tujuannya agar mereka bisa bertarung dan mengeliminasi manusia hingga hanya tersisa yang superior.

2. Kenjaku kabur membawa Prison Realm sambil melepas banyak roh kutukan di Tokyo. Banyak masyarakat jadi korban. Pemerintah pun panik

Editorial Team

EditorYudha

Tonton lebih seru di