Hanung Bramantyo di press conference film "Gowok: Kamasutra Jawa" di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, Senin (26/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Hanung menegaskan kalau versi uncut adalah versi asli yang dibuat untuk Big Screen Competition, International Film Festival Rotterdam (IFFR). Awalnya, tak terbayang di benak Hanung untuk membuat dua versi, khususnya dalam bentuk 17+ dan 21+.
"21+ itu versi original, jadi saya gak ada bayangan mau buat 17+ sama sekali. Bahkan 21+ dan 17+ itu tidak ada di bayangan saya. Jadi saya membuat film, saya edit, saya kemudian rilis, maksudnya rilis di internal, kemudian saya kirim ke Rotterdam," ungkapnya.
Versi 21+ ini disiapkan untuk IFFR 2025 setelah mendapat undangan melalui email. Hanung saat itu mengirimkan dua film, termasuk Gowok yang masih dalam bentuk offline.
"Gara-gara diterima itu (Gowok), yang tadinya kita santai kerjanya karena tayangnya kita belum tahu, akhirnya harus selesai di bulan Desember untuk submit festival itu di Februari. Kita gila kerjanya. Jadilah versi ini yang kemudian karena kita mau rilis film, kita bikin trailer-nya, dicap film ini 21+," tambah sutradara film-film laris Indonesia tersebut.