Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Peter F. Gontha di konferensi pers Java Jazz Festival 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Peter F. Gontha di konferensi pers Java Jazz Festival 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Jakarta, IDN Times – Tidak seperti biasanya, suasana konferensi pers Jakarta International BNI Java Jazz Festival tahun ini terasa haru. Dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025) tersebut, pendiri festival Peter F. Gontha mengumumkan peluncuran buku berjudul "The Making of Java Jazz Festival."

Momen tersebut menjadi refleksi emosional atas dedikasi Peter dan timnya dalam membawa musik jazz Indonesia ke panggung global. Sekaligus, merayakan ulang tahun ke-20 festival yang akan digelar pada 30 Mei–1 Juni 2025 di JIExpo Kemayoran.

1. Buku The Making of Java Jazz Festival berisi dokumentasi panjang dalam membuat Java Jazz

Peter F. Gontha di konferensi pers Java Jazz Festival 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

"The Making of Java Jazz Festival" adalah kronik lengkap perjalanan festival sejak 2005, ketika Peter F. Gontha mendirikannya. Peter mengatakan buku ini berisi catatan perjalanan, refleksi panjang, sekaligus ungkapan terima kasih.

"Buku ini menjadi sebuah catatan perjalanan, sebuah refleksi panjang, dan lebih dari itu sebuah ungkapan terima kasih. Buku ini berisi kenangan, momen-momen yang tak terlupakan, dan kisah-kisah di balik Java Jazz Festival yang selama ini hanya kami rasakan sendiri," imbuhnya.

Dokumentasi ini juga memuat foto-foto langka, wawancara, dan cerita di balik panggung, termasuk kolaborasi awal dengan talenta lokal seperti Andien dan Maliq D'essentials

2. Ucapkan terima kasih ke berbagai pihak yang membantu Java Jazz

Peter F. Gontha di konferensi pers Java Jazz Festival 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Peter juga menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang membuat Java Jazz Festival bertahan dua dekade. Ia menyebut sponsor utama BNI, yang mendukung sejak 2005, serta media yang meliput acara ini sedari awal.

"Kami juga ditemani oleh mitra dan teman-teman media yang terus bekerja dalam diam dan sejak hari pertama tak pernah lelah menulis, dan menyebarluaskan semangat Java Jazz ke seluruh penjuru negeri dan dunia," ungkapnya.

Ia menekankan bahwa festival ini bukan hanya soal panggung dan musisi, tapi juga kerja kolektif banyak pihak. Buku tersebut merekam berbagai sudut pandang dari balik layar.

"Tentu saja, dalam 20 tahun, ada peluh, tekanan, ada krisis, ada air mata. Tapi, yang lebih kuat dari semua itu ada cinta. Cinta pada musik, cinta pada Indonesia, dan cinta pada mimpi-mimpi kita bersama," tegas Peter.

3. Peter bangga bisa menjadi tuan rumah musik di negeri sendiri

Peter F. Gontha di konferensi pers Java Jazz Festival 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Ada kebanggaan tersendiri di benak Peter tentang bagaimana Java Jazz Festival bisa menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah jazz kelas dunia. Sebagai penutup, ia pun memberikan buku secara simbolis kepada media dan BNI sebagai perwakilan sponsor.

"Kalian bukan sekedar peliput, kalian adalah bagian dari denyut nadi Java Jazz itu sendiri. Saya percaya kekuatan media bukan hanya pada kata-kata, tetapi pada kemampuannya menjaga harapan untuk tetap hidup," tambahnya.

Peter berharap Java Jazz Festival akan terus digelar di Indonesia, dan bahwa musik akan selalu menyatukan menuju 20 tahun berikutnya dan seterusnya.

Editorial Team