profil Ebiet G. Ade (instagram.com/ebiet_g_ade)
Ebiet G. Ade memiliki suara khas dengan lengkingan yang unik. Suaranya selalu membuat para pendengarnya tersentuh. Selain itu, ia juga selalu bermain gitar setiap kali tampil menyanyi.
Ketertarikan Ebiet G. Ade dimulai saat ia belajar gitar dari sang kakak, Ahmad Mukhodam. Ia kemudian belajar gitar dengan Kusbini (tokoh musik keroncong) di Yogyakarta.
Bagi Ebiet, bermain gitar adalah hobi. Bahkan, meski sudah menggelar pentas seni dan musikalisasi puisi, Ebiet masih belum tergerak untuk jadi penyanyi.
Jalan hidup Ebiet berubah Ketika banyak dorongan orang terdekatnya untuk jadi penyanyi dan masuk industri musik. Setelah didorong oleh para sahabat dan teman satu kos, Ebiet akhirnya memulai jalan menjadi penyanyi.
Puncaknya pada tahun 1979, ia berhasil diterima oleh perusahaan rekaman Jackson Record usai berkali-kali ditolak label rekaman.
Tepatnya pada bulan Mei 1979, Ebiet merilis album Camellia I. Meski sempat tidak mau, tapi Ebiet pindah ke Jakarta untuk merintis karier sebagai penyanyi dan merilis album-album lainnya.
Kariernya makin bersinar dari tahun 1979 sampai 1983. Ia mendominasi musik pop. Bahkan, ia melakukan rekaman dengan label asal Amerika Serikat, Capitols Records.
Ketika kondisi Indonesia memburuk pada tahun 1990-an, Ebiet sempat rehat dari dunia musik. Ia baru muncul dengan karya baru lagi pada tahun 1995.
Salah satu karyanya yang berkesan adalah album Kita Untuk Mereka yang dinyanyikan bersama 57 musisi lain. Album itu ditujukan untuk menunjukkan kepedulian pada korban Tsunami 2004.