Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Film Nona Manis Sayange (instagram.com/nonamanissayange)

Rumah produksi Putaar Film, mempersembahkan karya terbaru yang berjudul Nona Manis Sayange. Film yang disutradarai oleh Hestu Saputra ini, mengangkat isu budaya lokal di Nusa Tengara Timur, khususnya Labuan Bajo.

Bukan tanpa alasan, Putaar Film merasa terpanggil untuk menceritakan adat budaya di NTT ini. Berikut proses produksi film Nona Manis Sayange, yang ternyata memakan waktu satu tahun. Keep reading!

1. Alasan memilih latar belakang di Labuan Bajo, NTT

Film Nona Manis Sayange (instagram.com/nonamanissayange)

Eksekutif Produser Putaar Film, DR. Ngadiman, memiliki alasan tersendiri mengapa memilih Labuan Bajo, NTT, untuk film terbarunya. Baginya, selama ini masyarakat cuma tahu Labuan Bajo karena keindahan alamnya saja. Hanya sedikit yang mengetahui adat dan budayanya.

"Adat dan budayanya (di Labuan Bajo) belum maksimal diketahui banyak orang. Sehingga kami memandang perlu untuk memperkenalkan kepada semua pihak termasuk membantu promosi pariwisata indonesia kepada orang banyak," ucapnya.

2. Proses pembuatan film Nona Manis Sayange, memakan waktu dua tahun

Editorial Team

Tonton lebih seru di