Maudy Koesnaedi setelah konferensi pers "Monoplay Melati Pertiwi" di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (17/11/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Maudy Koesnaedi mengungkap bahwa memerankan tokoh sejarah membutuhkan riset mendalam.
"Memerankan tokoh Nyi Ageng Serang membuka mata saya. Banyak sekali hal-hal yang kita belum tahu banyak, seperti asal-usul beliau yang ternyata dari Jawa Tengah, bukan Banten," katanya.
Para aktris lain juga menghadapi tantangan teknis khas panggung teater. Tidak ada retake, semua harus dilakukan sempurna dalam satu kesempatan. Hana Malasan pun menambahkan:
"Sangat berbeda sekali dengan film karena di film itu ada yang namanya retake. Kalau salah, kita bisa mengulang lagi. Di sini tidak ada kesempatan itu sama sekali sehingga itu yang menjadi challenge," kata pemeran Ratu Kalinyamat ini.
Sedangkan Glory Hillary, yang memerankan Christina Martha Tiahahu, juga menyoroti kesulitan tampil dalam format monolog.
"Jujur ini susah banget untuk menghafal. Karena ini lebih ke bagaimana kita benar-benar mendalami terus bisa menyampaikannya secara langsung, sedangkan kalau di film kita bisa berdialog dengan orang lain," ungkap Glory.
Meski penuh tantangan, Maudy menyebut inilah "magic"-nya panggung teater, sebuah pengalaman yang ia rindukan. "Tapi justru itu yang dikangenin, itu yang dinikmatin. Panggung itu, orang-orang bilang, punya magic-nya sendiri," kata Maudy.
Pementasan Monoplay Melati Pertiwi bakal digelar sehari pada 25 November 2025 di Gedung Kesenian Jakarta. Tiket untuk pertunjukan ini sudah dapat dibeli secara daring melalui loket.com. Harganya mulai Rp150 ribu sampai 1 juta.