Still cut film A Man Called Otto (YouTube.com/Sonny Picture Entertainment/)
Satu lagi detail penting yang Marc Forster suguhkan sepanjang film diputar. Detail warna dari babak pertama, kedua, dan ketiga juga menyesuaikan dengan suasana hati Otto.
Di babak pertama, warna layar cenderung biru atau dingin. Color grading itu menggambarkan suasana hati Otto yang selalu sedih dan kesepian.
Memasuk babak kedua, Otto mulai luluh dengan sikap hangat Marisol dan tetangganya. Warna layar perlahan berubah menjadi hangat atau kuning. Tapi di beberapa adegan, sisi di mana Otto berdiri masih berwarna biru, sedangkan lawan mainnya cenderung kuning.
Di babak ketiga, warna di sekitar Otto berubah menjadi kuning. Ia mulai sadar kalau dirinya tidak sendiri. Otto mulai membantu para tetangganya yang sudah seperti keluarga.
Masih soal color grading, warna di sekitar Otto selalu berubah biru ketika ia berniat untuk bunuh diri. Tapi akan berubah menjadi kuning ketika Sonya hadir di dalam ingatannya.