Emilia Perez (dok. Pathe/Emilia Perez)
Di sinilah, Rita kembali harus berurusan dengan Manitas dan keluarganya. Selena Gomez yang memerankan Jessi, istri Manitas sebelum ia berganti identitas jadi salah satu aktor penting di tengah film. Jessi jadi sosok menarik dalam film, karena tak pernah tahu kalau Emilia Perez yang kini mengaku sebagai kerabat Manitas dan tinggal dengannya adalah mantan suaminya sendiri.
Pada fase ini pula, Emilia mengalami pergeseran moral. Tobat dari masa lalunya, Emilia menggunakan koneksi dan aksesnya untuk berbalik melawan kebatilan. Mengajak serta Rita, keduanya membangun sebuah organisasi nirlaba yang membantu orang-orang menemukan kerabat mereka yang hilang.
Kebanyakan kliennya adalah perempuan: ibu, istri, kekasih, dan saudari perempuan dengan kisah masing-masing. Di sini, Audiard kembali menyibak fenomena memilukan lain di Meksiko. Mulai dari KDRT sampai eksistensi geng kriminal dan gembong narkoba yang gak hanya mengusik kehidupan warga lokal, tetapi juga merasuk ke birokrasi daerah.
Dengan sentuhan musikal, Emilia Pérez memang superior dari berbagai sisi, baik scoring, desain produksi, pemilihan cast ciamik (Zoe Saldana, Karla Sofia Gascon, dan Selena Gomez), dan sinematografi garapan Paul Guilhaume (Ava, The Five Devils, Paris, 13th District) wajib diacungi jempol. Jangan lupakan pula kualitas naskah garapan Jacques Audiard dan kolaborator setianya, Thomas Bidegain yang menjelaskan akhir pahit-manisnya— signatur mereka tiap kali bekerja sama.
Terlepas dari beberapa bagian yang bisa dikemas lebih rapi, terutama pada beberapa menit sebelum film berakhir, Emilia Pérez adalah sebuah gebrakan penting tahun ini. Kita sudah sering dijejali film kartel yang berkutat pada tokoh-tokoh pria dan elemen heroisme.
Amat jarang yang berani dan berhasil menguliknya lewat perspektif perempuan layaknya Emilia Pérez. Atas terobosan itu, skor 5/5 layak disematkan pada film ini. Tak berlebihan pula bila mereka dijagokan jadi salah satu kandidat kuat peraih nominasi Oscar 2025.