Instagram.com/tujuhbidadari.movie
Beberapa di antara mereka tidak selamat, beberapa lainnya mencoba mencari jalan keluar. Apakah pada akhirnya mereka berhasil menemukan Mark dan keluar dari bangunan? Atau benar kata mitos yang ada bahwa siapapun yang masuk tidak bisa keluar lagi?
Dari segi poster yang kurang menarik, penonton mungkin bakal merasa semakin penasaran apakah filmnya juga tidak menarik atau tidak. Nyatanya, ketika menonton akan ada banyak plot hole yang kamu temukan. Belum lagi, premis yang belum matang membuat film ini kehilangan tujuan apa yang mau dibahas? Mulai dari ide ceritanya, Shu Yin, si hantu yang tidak jelas asal-usul sampai kenapa cincinnya bisa ada tangan Mark sama sekali tidak ada penjelasan.
Mungkin memang maksud sutradara ingin membuat film ini jadi misterius, tapi alih-alih merasakannya, penonton jadi merasa sebal karena 7 Bidadari adalah sebuah film yang tidak jelas. Dari awal sampai akhir, ketidak jelasannya sangat konsisten. Belum lagi soal pendeta yang datang sendiri dengan maksud mau mengusir setan. Kalau mau mengusir setan, kenapa takut? Dan kalau takut, kenapa datang sendiri?
Semua ketidak matangan itu didukung dengan akting pemain yang masih butuh banyak belajar lagi. Di film ini, hanya Lia Waode yang aktingnya kelihatan natural. Yang lainnya, benar-benar tidak bisa dinikmati kenaturalannya. Jangan lupakan beberapa kesalahan yang terjadi dan kurang diperhatikan, contohnya ketika Mark membunuh tumbalnya dengan kapak, posisi jatuh si korban terbalik dan sangat terlihat jelas ada kesalahan di situ.
Dari semua penjelasan tersebut, IDN Times memberikan nilai 3/10 untuk film 7 Bidadari. Ternyata bukan hanya poster saja, filmnya dikemas memang kurang matang dan tidak bisa dinikmati kehororannya. Kamu penakut nonton horor, bisa lah menonton ini, gak serem, kok!