Hubungan yang terang-terangan dilarang dengan alasan kesehatan, Stella dan Will akhirnya menjalin hubungan diam-diam. Menyadari bahwa hubungan mereka sangat berbahaya karena bisa saling terjangkit virus, Stella dan Will memilih untuk pasrah dengan keadaan dan menikmati hidup selagi bisa. Semangat Stella untuk hidup bertambah karena Will di sampingnya, begitu juga sebaliknya.
Bukan film barat romantis yang penuh dengan adegan ciuman atau skinship seperti romance barat pada umumnya, Five Feet Apart justru menampilkan kesan ‘seksi’ tanpa dua pemerannya perlu bersentuhan. Adegan di mana Stella menyentuhkan stick billiard ke tubuhnya sebagai ganti tangan Will merupakan ide cerdas dan justru makin terasa sensualitasnya. Merupakan film romantis yang manis, tapi tidak cheesy dan bisa dinikmati.
Beberapa peran pendukung lain seperti Berb dan Poe merupakan pendamping yang melengkapi keutuhan cerita. Dalam artian, peran mereka bukan diadakan untuk mengisi kekosongan melainkan memperindah yang sudah lengkap. Pemeran utamanya, Cole dan Haley yang memang sudah biasa main film drama tak perlu ditanya lagi, mereka sudah begitu menguasai peran.
Sekilas, ada rasa yang sama seperti saat nonton The Fault In Our Stars milik Josh Boone dan saat nonton film ini. Tapi, yang membedakan adalah Five Feet Apart konsisten dengan mengenalkan penonton terhadap Cystic Fibrosis itu sendiri dibanding fokus pada romansanya saja. Selain itu karena Five Feet Apart tidak melibatkan banyak pemeran di dalamnya seperti layaknya TFIOS, sehingga film ini jadi jauh lebih mengerucut dan intim.
IDN Times memberikan skor 3.9/5 untuk film Five Feet Apart.