Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
poster film Getih Ireng
poster film Getih Ireng (Instagram.com/hitmakestudios)

Intinya sih...

  • Film Getih Ireng dibuka dengan pendekatan misteri yang efektif bikin penonton jadi penasaran

  • Klimaks-nya over the top, disambut tepuk tangan yang meriah dari para penonton

  • Visual entitasnya unik, bikin ngeri dan was-was!

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Siapa yang sudah sangat menantikan perilisan film Getih Ireng di bioskop? Diproduksi oleh Hitmaker Studios, film ini cukup membuat penasaran karena kisahnya diadaptasi dari sebuah thread yang diklaim sebagai thread tersadis milik Jeropoint.

Lantas, sesadis apa film Getih Ireng? Buat yang penasaran, yuk simak ulasannya di bawah ini.

1. Dibuka dengan pendekatan misteri yang efektif bikin penonton jadi penasaran

cuplikan film Getih Ireng (Instagram.com/hitmakestudios)

Saat menyaksikan film Getih Ireng lebih awal di acara press screening di XXI Plaza Senayan, Kamis (9/102025), saya cukup terkesan dengan struktur filmnya yang tergambar rapi. Film ini cukup detail dalam hal menggali latar belakang karakternya, sehingga narasinya juga menjadi semakin kuat dan mudah dipahami oleh penonton.

Babak awal film yang dibintangi oleh Titi Kamal dan Darius Sinathrya ini dieksekusi dengan pendekatan misteri, yang cukup efektif menjebak penonton dalam rasa ingin tahu, sehingga mulai fokus mengikuti ceritanya. Saat itu, saya yang terbawa suasana juga terpancing untuk menghubungkan petunjuk-petunjuk tentang dalang di balik teror mengerikan yang dialami Rina (Titi Kamal). Setelah memasuki babak kedua, penonton yang di duduk sekitar saya pun mulai menjerit karena eskalasi teror, adegan jumpscare serta gore-nya meningkat secara konsisten.

2. Klimaks-nya over the top, disambut tepuk tangan yang meriah dari para penonton

cuplikan film Getih Ireng (Instagram.com/hitmakestudios)

Salah satu kekuatan utama dari film ini adalah bagaimana elemen teknis, seperti pergerakan kamera, efek suara, dan koreografi pertarungannya saling bersinergi dengan mulus, sehingga sukses membangun atmosfer yang tegang dan mencekam, yang konsisten meningkat.

Pada puncaknya, perpaduan elemen tersebut menciptakan pertarungan klimaks yang tidak hanya tergambar sadis, tetapi juga brutal karena terbilang cukup berani dalam mendobrak batasan dan ketegangan yang menguji psikologis. Bagi penonton yang tidak kuat, kemungkinan akan merasa ngilu hingga mual-mual. Namun, saat press screening ini, adegan klimaks tersebut justru disambut tepuk tangan yang meriah. Bahkan beberapa penonton melempar kata “Wow”, menandakan bahwa film ini telah meninggalkan kesan yang mendalam.

Sebelumnya, Getih Ireng menceritakan tentang pasangan suami istri muda bernama Rina (Titi Kamal) dan Pram (Darius Sinathrya) yang sangat mendambakan anak. Namun, karena kiriman santet, Rina jadi sulit mempertahankan kehamilannya. Nah, menurut Jeropoint sendiri, poin sadis dalam film ini tidak hanya diukur dari adegan gore-nya saja, tetapi kisah seorang ibu yang harus menyaksikan penderitaan anaknya sendiri juga menjadi hal yang membuat film ini menjadi sangat sadis.

3. Visual entitasnya unik, bikin ngeri dan was-was!

cuplikan film Getih Ireng (Instagram.com/hitmakestudios)

Akting pemain film ini juga sangat mendukung kekuatan cerita, terutama Sara Wijayanto. Tampil totalitas dengan karakter yang membawa konflik emosional, ia menghidupkan karakternya dengan sangat baik, dengan layer emosinya yang terasa menembus layar.

Film ini juga menciptakan suasana seram lewat karakter entitas kakek-kakek. Namun, karena digambarkan tidak berpakaian, entitas tersebut jadinya tidak hanya menciptakan suasana seram, tetapi juga perasaan ketidaknyamanan yang membangkitkan kewaspadaan tentang kemunculannya pada babak berikutnya secara natural.

Sebenarnya, film horor yang tayang perdana di bioskop, mulai 16 Oktober 2025 ini juga bukan tanpa kekurangan. Selain dialeknya yang terasa kurang menggigit, CGI pada beberapa adegannya masih terlihat kasar. Namun jangan khawatir, hal tersebut tidak akan mengurangi keseruan film ini karena ketegangan dan kekuatan narasi yang dibangun lebih dominan.

Editorial Team