Terkenal sebagai sekolah neraka, siswa SMA Abdi Bangsa malah berjatuhan secara misterius. Para senior yang galak meninggal dengan cara yang tidak lazim. Hal ini ikut membuat Magie dan Alex jadi gusar tentang keselamatan mereka di sekolah tersebut.
Karena film ini diangkat dari film Korea berjudul Whispering Corridors yang tayang tahun 1998 silam, ceritanya sejenak meninggalkan kebiasaan film horor Indonesia akhir-akhir ini yang fokus pada penyembahan berhala. Sunyi merupakan pemaparan bullying di sekolah yang relatable dan bisa dirasakan oleh siapa saja. Hanya saja, beberapa adegan di dalamnya mengingatkan pada adegan di film Bushinsaba tahun 2004 yang juga diproduksi oleh Korea Selatan. Adegan kolam renang dan pemanggilan arwah di aula mirip dengan film karya Ahn Byeong Ki tersebut.
Selain itu, Amanda Rawles yang bukan pertama kali membintangi film horor seakan mengalami banyak kemajuan dari segi kematangan akting di film ini. Artis yang biasa main dalam film drama tersebut rupanya sudah bisa menguasai panggung. Begitu juga dengan Angga Yunanda yang jauh lebih natural dibanding akting terakhirnya di Tabu atau Sajen. Namun, Arya Vasco di film ini butuh banyak latihan lagi supaya lebih alami dan gak kelihatan kalau sedang akting.
Sinematografi dan komunikasi visual Sunyi rapi dan bisa dinikmati. Skoring yang tidak berlebihan meski masih menggunakan suara kencang untuk mengagetkan rupanya belum bisa hilang dari kebiasaan film Indonesia. Untuk kamu yang belum pernah menonton Bushinsaba, kamu pasti akan sulit menebak alur ceritanya seperti apa. Tapi bagi yang sudah, sejak beberapa menit awal penayangan kamu sudah langsung tahu ceritanya mau ke mana.
Pesan tersampaikan dengan baik, film ini mengajarkan kita untuk gak menganggap bullying sebagai hal enteng apalagi membiarkannya menjadi sebuah tradisi sekolah dengan alasan apa pun. Sunyi mendapatkan skor 3/5 dari IDN Times.